CERPEN

CERPEN

  • Okt- 2021 -
    31 Oktober

    Bau Piapi dan Kerinduan

    RINA menyusuri jalan yang bersisian jalan tol menuju lokasi ramai dengan segala barang yang tersedia. Pasar tradisional tempat ia membeli beras, garam dan tempe yang akan ia olah untuk makan malam bersama Ayah. Ikan bolu, pammaissang’, lombok kecil, lombok keriting, bawang merah, sebotol kecil minyak penggorengan, garam, kunyit, dan beras untuk dimasak. “Hm, oke, ikan masak Mandar dan nasi putih…

    Read More »
  • 27 Oktober

    Tante Farah, Penjual Kue Pasoq

    SETIAP kali melewati jalan desa ini, ada rasa berkecamuk yang selalu menghantui. Jalan penghubung antar desa ini bagi banyak orang mungkin tidak berarti apa-apa. Tetap tidak bagiku. Jalan ini selalu mengingatkanku pada sebuah kecelakaan naas yang membuatku kehilangan seseorang. Tante Farah namanya. Adik ibu yang ditabrak pengendara motor yang tidak bertanggung jawab. Sosok yang selama ini banyak mengajarkanku perihal dapur…

    Read More »
  • Agu- 2021 -
    15 Agustus

    Solidaritas Baru Si Bangau Sakti

    TERSEBUTLAH nun di sebuah wilayah pinggiran hutan terdapat banyak danau. Di danau-danau itu hidup bangsa unggas pemakan ikan. Disana banyak bangau juga. Diantara bangau itu ada bangau sakti. Badannya besar, kakinya panjang, sayap-sayapnya lebar, makannya banyak, makan ikan dan segala renik yang ada di dalam danau. Ia bisa terbang tinggi bersembunyi di balik awan, bahkan menghilang. Ia juga bisa menyihir…

    Read More »
  • Mei- 2021 -
    25 Mei

    Riwayat Kerja Serba …TOR

    TAYANG9 – Selepas lulus kuliah saya mencoba mencari peruntungan untuk memenuhi biaya hidup. Meliputi kebutuhan primer dan sekunder, salah satunya rokok, kuota internet, makanan dan biaya pacaran yang memerlukan ongkos dalam-dalam. Bermodalkan titel sarjana, saya jadi MOTIVATOR bagi kaum pemabuk dan gelandangan ( padahal saya juga sarjana gelandangan kala itu). Karena kurang cocok saya hanya mampu bertahan selama 6 bulan.…

    Read More »
  • Feb- 2021 -
    18 Februari

    Seakan Menyalahkan Ombak

    PENGHUJUNG musim timur dimana angin berhembus dari selatan tak lama lagi akan bergeser ke musim barat periode bulan Juni-September. Ku’ding telah membaca tanda alam soal pengetahuannya dalam pergantian musim. Rasi bintang dan matahari jadi salah satu penanda yang dipelajarinya saat masih jadi nelayan di kampungnya dulu. Disiang itu cuaca cukup panas. Teriknya matahari menyayat kulit semua kru kapal korban tenggelamnya…

    Read More »
  • 12 Februari

    Datangnya Bura’ Manus

    PERLAHAN terdengar suara rintih tangisan mendayu dari teman Ku’ding diatas Lepa-lepa. Air laut begitu tenang, angin sejenak berhenti menyapa lima pelaut yang terdampar dalam dinginnya di bawah bulan purnama, sinarnya tepancar menusuk mata yang berkaca-kaca. Tujuh hari berlalu mereka terdampar diatas sampan dengan kepasrahan mengikuti arus yang tak menentu Setiap harinya berganti malam, lima awak kapal Ba’go saling bergantian mendapatkan…

    Read More »
  • 9 Februari

    Di Laut, Menanti Keajaiban

    BELUM ada kesepakatan tentang siapa yang harus di habisi dari salah satu kru kapal. Perahu Lepa-lepa hanya bisa muat empat orang sementara kru berjumlah lima orang. Disinilah momen yang paling mengharukan mengambil keputusan yang amat pedih. Mereka lama terdiam hampir seharian tak ada diantara nahkoda yang sanggup untuk memulai soal siapa yang harus jadi korban. Semuanya seakan berat hati untuk…

    Read More »
  • 6 Februari

    Tenggelamnya Kapal Ba’go

    KEJADIAN ini nyata adanya yang sempat diceritakan oleh korban tenggelamnya kapal Ba’go atas peristiwa yang hampir merenggut nyawa dari salah satu sawi lopi bernama Ku’ding, ketika hendak berlayar melintasi Selat Makassar menuju perairan laut Sunda tujuan Surabaya. Dengan maksud berdagang dari hasil bumi perkebunan tanah Mandar nan subur. Peristiwa naas itu terjadi sekitar awal tahun 90-an, kapal berjenis Ba’go di…

    Read More »
  • Jun- 2020 -
    20 Juni

    Dalam Belitan Petuyu’ Buras

    SUARA takbir timpal menimpali. Puayi Kaco terdiam. Tak ada kata-kata yang bisa diungkapkan malam itu. Juga kepada siapapun. Puayi Kaco seorang diri. Kopiah hitam berumur, pudar warnanya tergeletak di atas meja tak bertaplak. Ditemani asbak rokok yang menyisakan rokok setengah batang yang basah oleh lumuran ampas kopi. Begitu kebiasaan Puayi Kaco, mengoleskan sisa ampas kopi di batang rokoknya. “Agar rasa…

    Read More »
  • Mei- 2020 -
    16 Mei

    Kisah Tonggo, Pepa’ dan Ringis

    SUATU waktu, ada tiga sahabat yang pergi ke Gunung, namanya Pepa’, Tonggo dan Ringis. Pada saat sampai di puncak, mereka pun segera membuat tenda untuk ditempati bermalam di atas gunung tersebut. Malam tiba, Tonggo dan Ringis yang sudah lelap tidurnya lantas terbangun karena angin tiba-tiba masuk di tenda mereka, tahu kan bagaimana di atas gunung kalau malam. Dingin. Angin tersebut…

    Read More »
  • Apr- 2020 -
    22 April

    Cinta Tertinggal di Surabaya

    SAYA memiliki sahabat bernama Erwin sapaan familiarnya lebih dikenal E’bin. Satu minggu yang lalu saya ketemu dengan blio, seperti biasa kongkow bareng diselipi hidangan wajib ‘kopi susu”. Ia tak pernah alpa bertandang ke rumah saat pulang kampung setelah masa kantor lagi libur. Meski usianya lebih tua dari saya, namun saya lebih senior soal status sebab ia masih setia menyandang status…

    Read More »
  • Des- 2019 -
    2 Desember

    Sebab Cinta, Tak Ingin Durhaka

    Ini bukan sembarang kisah, namun ini kisah nyata adanya dari seorang lelaki yang telah mengalami bagaimana suramnya hati setelah putus dengan kekasih yang dicintainya. Hatinya pun gersang dilumat duka berkecamuk. Dasar cinta, awa bahagia harus berujung pada penderitaan berkepanjangan dari lelaki setia malang itu. Ini berawal saat hubungan cintanya dipertengahan tahun pasca pagelaran piala dunia, tepatnya bulan juni tahun 2014.…

    Read More »
Back to top button