Antisipasi Corona, Penerima Beasiswa LPDP Sulbar Layangkan Rekomendasi ke Pemprov
POLMAN, TAYANG9 – Sebanyak 87 Pengurus Organisasi Keilmuan dan Kecendekiaan Penerima Beasiswa LPDP Kemenkeu RI yang tergabung dalam Mata Garuda (MG) Sulawesi Barat melakukan rapat terbatas via daring merespon wabah Corona (Covid-19) Kamis, (26/03) lalu.
Ketua mata garuda Sulawesi Barat, Abd Karim mengatakan, sengkarut pendemi ini terus menjadi perbincangan hangat hingga hari ini, pasalnya hampir setiap daerah terancam oleh penyebaran virus tersebut. Sehingga, memantik para ahli dan pegiat sosial untuk menawarkan langkah-langkah solutif.
Sebagai langkah waspada, para penerima beasiswa terbaik Indonesia itu, berinisiatif mendorong pemerintah provinsi Sulawesi Barat melakukan langkah antisipasi Covid-19. Salah satunya dengan menindaklanjuti hasil rekomendasi yang telah dirumuskan oleh Mata Garuda Sulbar tersebut.
“Surat rekomendasi ini perlu, karena Sulbar masih belum termasuk zona merah dan dikelililingi oleh wilayah-wilayah zona merah Covid-19 dan cara paling efektif saat ini untuk mempertahankan status itu adalah dengan mengisolasi Sulbar. Kebijakan tepat dan cepat harus dilakukan demi keselamatan masyarakat yang belum terpapar virus mematikan ini,” ujar Abdul Karim.
Dikatakannya, sejarah masa lalu telah mengajarkan daerah ini bagaimana merespon wabah, termasuk sebagaimana yang terjadi pada tahun 1930 lalu.
“Kita bisa belajar dari sejarah masa silam dengan berkaca pada pengalaman wilayah Majene khususnya kampung Baru. Daerah ini pernah ditutup aksesnya oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1930, sebagaimana yang dilaporkan oleh Dr. L. Keiser. Kampung baru bahkan seluruh wilayah Majene ditutup untuk warga dari luar, karena saat itu menyebar wabah lepra. Kebijakan itu akhirnya menutup mata rantai penyebaran ke wilayah lain seperti Polewali,” ungkap Abd Karim.
Adapun isi rekomendasi yang terdiri dari tujuh point dan merupakan hasil rembuk bersama para alumni dan mahasiswa magister dan doktoral dalam dan luar negeri dari berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan yang tergabung dalam Mata Garuda Sulbar itu adalah sebagai berikut:
- Menginstruksikan Pimpinan Daerah di level kabupaten untuk melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) dan kebutuhan logistik untuk Rumah Sakit dan pusat pelayanan kesehatan lainnya sebagai langkah awal sebelum munculnya kasus Covid-19 di Sulawesi Barat.
- Melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Provinsi Sulawesi Barat untuk distribusi APD dan logistik lainnya ke seluruh wilayah.
- Melibatkan seluruh pusat pelayanan kesehatan untuk berkontribusi dalam proses pendeteksian dan pengetesan Covid-19 di masyarakat yang berpotensi terinfeksi.
- Mewajibkan isolasi mandiri bagi warga yang bepergian dari luar daerah dan diawasi oleh tim kesehatan daerah atau menyediakan lokasi/gedung isolasi bagi Orang dalam Pengawasan (ODP) selama 14 hari agar penanganan dapat terkonsentrasi dalam satu wilayah.
- Mengoptimalkan pengawasan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh Gubernur dan Pemerintah Pusat dengan melibatkan aparat negara, lembaga kemasyarakatan dan aparat kemanan (Kepolisian atau TNI).
- Menjaga stabilitas harga bahan pokok dan kebutuhan kesehatan, serta memberikan sanksi tegas kepada produsen dan distributor yang mengambil keuntungan dalam situasi darurat ini.
- Mengutamakan peran dan keselamatan publik tanpa membedakan SARA, afiliasi politik dan kepentingan pragmatis lain dalam mengambil keputusan demi mengatasi penyebaran Covid-19 di Sulawesi Barat.
Selain menerbitkan tujuh poin rekomendasi, Mata Garuda Sulbar juga mengakui, telah membangun kesepakatan bersama melakukan open donasi penanganan covid-19.
Sementara itu, Hasan juga salah satu peraih beasiswa LPDP yang kini berprofesi sebagai dosen IAIN Bone mengatakan, sikap yang diambil Mata Garuda Sulbar bukan hanya dari sudut pandang kesehatan, tetapi juga dari perspektif sosial dan bidang ilmu lainnya. Yaitu dengan menunjukkan etika sosial yang tepat kepada sesama di tengah ancaman virus corona yang mulai menjangkiti Indonesia.
“Berdasarkan pengamatan kami, kami merasa perlu mengambil peran dalam penanganan covid 19 di Indonesia khususnya di Sulbar ini, sebagai wujud etika sosial kami di tengah mewabahnya virus corona,” imbuh Founder Kampung Pendidikan ini. [*]