Begini, Kata Tokoh Muda Pendidikan Polman Tentang Pendidikan
TAYANG9-Hari pendidikan nasional yang jatuh tepat hari ini, Rabu 2 Mei 2018 kembali dirayakan disejumlah tempat dan oleh berbagai level masyarakat. Sejumlah banner, baliho spanduk dan ucapan selamat juga banyak ditemukan disejumlah lokasi dan dibuat dalam berbagai bentuk juga media kreatif.
Tak urung Usman Sanjaya, tokoh muda pendidikan Polewali Mandar yang kini banyak berkecimpung dalam dunia pendidikan juga ikut memberikan responnya terhadap dunia pendidikan di era millenial ini.
Kepada TAYANG9, Usman mengatakan, dunia pendidikan saat ini mengalami krisis kwalitas dalam mencetak alumnus yang mampu bersaing secara akademik.
“Sehingga hal ini menjadi problem teloran dunia pendidikan kita hari ini,” ungkap Usman yang selain merupakan tenaga dosen pada Institute Agama Islam (IAI) DDI Polman juga adalah Wakil Ketua Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama (PCNU) Polewali Mandar
Dikatakan Usman yang perlu dilakukan saat ini oleh lembaga-lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi ialah, melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya, utamanya dalam kaitannya dengan pembinaan dan pengintegrasian pemahaman para alumnus.
“Pembinaan dan pengintegrasian itu salah satunya adalah untuk mendorong alumnus memiliki pola pikir dan kemauan dalam berwira usaha serta menciptakan inovasi,” urai Kabag Alumni IAI DDI Polman ini.
Lebih jauh, Usman mengajak para pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kampus yang di koordinir oleh senat mahasiswa dan dewan mahasiswa berupaya pengembangan potensi dan peningkatan minat dan bakat mahasiswa dan alumni.
“Hal ini penting, mengingat kondisi dan tantangan bidang pendidikan bangsa kita hari ini, sangat miris dengan kian maraknya generasi muda yang jauh nilai-nilai agama. Termasuk maraknya perilaku seks bebas, narkotika, berita hoaks serta pembegalan. Yang nota bene dilakukan oleh oknmum generasi muda kita, termasuk mahasiswa dan pelajar. Sementara kita tahu, mahasiswa dan pemuda adalah para calon para intelektual muda yang diamanahkan oleh bangsa kita,” tutur Usman yang sebelumnya juga dikenal sebagai aktivis PMII dan kini didapuk sebagai pembina PMII Polman.
Problem Pendidikan
Selain itu, Usman juga mengkritisi ujian nasional, yang tidak memasukkan pelajaran agama sebagai mata ujian nasional. Padahal menurut dia, faktor sosial budaya ekonomi politik serta saintik hari ini banyak dipengaruhi oleh faktor pendidikan agama. “Artinya pendidikan agama adalah hal yang utama, terlebih jika dikaitkan dengan pendidikan moral dan karakter serta akidah generasi muda kita hari ini”.
Dikatakannya, karena unsur agama tidak menjadi domain utama, maka organisasi kader yang ada dalam lembaga pendidikan, perlu memanfaatkan ruang-ruang kosong ini dengan memasukinya untuk mempertajam pemahaman para pelajar dan mahasiswa terkait dengan nilai-nilai agama.
Bahkan dalam pandangannya, di negara ini pendidikan diurusi oleh dua kementerian yakni kementerian agama dan kementerian pendidikan.
“Ini yang pernah saya singgung dalam sebuah seminar pendidikan, sebaiknya Kemenag dan Kemendiknas terdapat garis demarkasi yang tegas dan jelas. Artinya Kemenag idealnya fokus mengurusi agama sedangkan pendidikan khusus mengurusi pendidikan umum saja. Tetapi saya juga melihat telah ada kemajuan dan ini bagus, tersebab para guru agama yang ada di negara ini disertifikasi oleh Kemenag. Saya kira ini bagus hanya perlu dikembangkan ke depannya,” bebernya.
Namun Usman juga tidak menampik bahwa ada problem sertifikasi hari ini, yakni para guru yang telah memenuhi syarat mengikuti sertifikasi guru. Akhirnya harus tersandung dengan jumlah jam mengajar selama 24 jam dalam satu minggu.
“Artinya seusai guru agama mengikuti sertifikasi, kasihan mereka saat kembali ke sekolahnya, karena tidak cukup jamnya, karena dituntut 24 jam dalam satu minggu. Karenanya mereka diharuskan mencari sekolah yang bisa memenuhi 24 jam mengajarnya itu,” ungkapnya.
Intinya menurut Usman, ditengah terpuruknya moral dan terjadinya dekadensi moral serta akhlak generasi hari ini dikarekan oleh lingkungan dan tidak terkontrol utamanya ditengah serbuan globalisasi. “Ini yang mutlak menjadi perhatian utama pendidikan kita hari ini”.(*)