BERITASTRAIGHT NEWS

Soliditas, Optimalisasi Kinerja dan Pelibatan Stakholder Penting Sukseskan Awasi Pemilu

Dari Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Bawaslu Polman

POLMAN, TAYANG9 – Soliditas dan optimalisasi kinerja serta pelibatan stakeholder penting untuk menyukseskan penyelenggaran Pemilu. Begitu benang merah yang disampaikan MS Tajuddin, koordinator sekretariat Bawaslu Polewali Mandar dalam acara sosialisasi pengawasan partisipatif yang melibatkan media dan lembaga non pemerintah.

Dalam acara yang berlangsung 21-22 November di salah satu hotel di Polewali itu, MS Tajuddin meminta kepada peserta untuk memaksimalkan peran aktifnya dalam kegiatan dilangsungkan selama dua hari itu. Hal itu penting menurutnya karena, penyelenggaraan Pemilu sudah kian dekat menuju ke hari H yang salah satu penentunya seberapa banyak warga dari berbagai elemen ikut terlibat di dalamnya, utamanya dalam pengaawasan seluruh tahapan Pemilu.

“Saya kita penting peran aktif kita, tidak saja dalam kegiatan ini, tetapi juga bagaimana kita membangun komitmen personal dan kelembagaan kita dari berbagai latar profesi untuk sama melibatkan diri dalam pengawasan Pemilu. Hal itu penting artinya, karena waktu penyelenggaraan hari H Pemilu sudah kian dekat, dan Pemilu dibutuhkan komitmen semua pihak untuk terlibat menyukseskannya,” ujar MS Tajuddin sesaat sebelum membuka kegiatan itu.

Juga disampaikan olehnya, media dan lembaga non pemerintah sangatlah penting artinya dalam Pemilu, karana menurut MS Tajuddin, tidak ada demokrasi jika tidak ada pelibatan nyata partispasi warga.

Sejurus dengan yang disampaikan MS Tajuddin, Abdul Muttalib penggiat sosial budaya dalam materinya yang berjudul Pemilu dan partisipasi publik dalam perspektif lokal wisdom, mengatakan, kehidupan demokrasi manusia Indonesia rentang mendapat tekanan, intimidasi bahkan manipulasi oleh sistem dan akrobat politik yang digerakkan para aktor politik.

Karena itu kesadaran partipasi yang tinggi dari warga masyarakat untuk melibatkan dirinya dalam penyelenggaraan pemilu termasuk dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilu.

“Terdapat dua pemilihan dampak yang akan terjadi jika kita tidak menjalankan pengawasan Pemilu partisipatif yang pertama adalah secara konseptual dan praktis,” ungkapnya di hari pertama kegiatan itu.

Dampak konseptual yang dimaksudkannya, adalah Pemilu hanya akan dianggap sebagai momentum perebutan kekuasaan, dan pemilu akan menjauhkan kepercayaan masyarakat akan makna pentingnya menyalurkan hak politik serta pemilu dakan merendahkan derajat keadaban manusia.

Bahkan masih menurut Abdul Muttalib, secara praktis dampak yang ditimbulkan jika tak ada partisipasi dalam pengawasan Pemilu adalah, akan kian maraknya politik uang, manipulasi suara, konflik horizonal dan bahkan primordial serta hadirnya penguasa tiran yang kehilangan suluh keteladanan.

Sementara itu, Nur Fitrah ketua program studi ilmu pemerintaha Fisip Unasman dalam materinya yang berjudul Peran Masyarakat dan Media dalam Pengawasan Pemilu Partisipatif dari Sudut Pandang Sosiologi Hukum yang tampil pada hari kedua mengatakan, mengukur suksesnya Pemilu dalam perspektif sosiologi hukum adalah bagaimana tingkat partisipasi masyarakat, keadilan sosial dan politik, kebebasan dan transparansi, hukum dan tata kelola Pemilu serta representasi yang adil.

“Representasi yang adil adalah sejauh mana hasil pemilihan mencerminkan keberagaman dan representasi yang adil dari berbagai kelompok sosial, etnis, dan gender dalam masyarakat. Hal ini mencerminkan keadilan sosial dan politik yang diakui oleh perspektif sosiologi hukum. Dan menurut kami ini yang juga teramat penting untuk menjadi perhatian bersama baik kalangan media atau jurnalis, maupun para aktivis,” ungkap Nur Fitrah saat tampil sebagai pemateri pada hari kedua.

Peting dicatat pula, Lukman koordinator kegiatan sekaligus staf divisi Pencegahan Parmas Humas Bawaslu Kabupaten Polman dalam laporannya, mengatakan, sosialisasi pengawasan partisipatif merupakan implementasi dari amanat Perbawaslu Nomor 2 tahun 2023 tentang pengawasan partisipatif

“Berdasarkan amanat dari Perbawaslu Nomor 2 tahun 2023 penting bagi Bawaslu melaksanakan kegiatan seperti ini, karena tantangan besar bagi jajaran pengawas pemilu hari ini adalah membangun kesadaran politik masyarakat, minimnya partisipasi dan pelibatan dari masyarakat dalam melakukan pengawasan, untuk itu dibutuhkan kolaborasi antara pengawas dengan masyarakat,” ungkap Lukman dalam acara yang juga selain diisi dengan simulai pengisian laporan pencegahan, juga diisi dengan rencana kerja tindak lanjut pada sesi terakhir acara sesaat sebelum penutupan.


Sumber: release Humas Bawaslu Polman
Penulis dan Foto: Karmuji dan Irwan

 

REDAKSI

Koran Online TAYANG9.COM - "Menulis Gagasan, Mencatat Peristiwa" Boyang Nol Pitu Berkat Pesona Polewali Sulbar. Email: sureltayang9@gmail.com Gawai: +62 852-5395-5557

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: