
kita berbincang dalam bahasa yang sulit terpahami, karena aku tengah mereka ulang waktu waktu yang lampau.
tapi aku digamit oleh pandanganmu yang padanya kutatap peta jalan rasa juga waktu yang singgah dengan jejak yang muskil terhapus.
dibawah gerimis aku menelisik rasa yang membatu dan membuatku menjadi sulit berbincang tentang rasa dan irama seperti senar gitar yang longgar dan tak terpetik.
kelak jika waktu masih bisa belajar pada jalan diusai rinai yang jatuh di ubun ubun, maka ajaklah aku untuk bertandang ke batinmu yang paling dalam serupa pualam.
barangkali disana tersisa kata kata yang tak pandai berkata kata. dan hanya bisa tenggelam dan melarut dalam tatapan yang kian melamur dan syarat akan sayatan makna.
kepadaku engkau berkisah tentang angka yang tertulis di atas meja dan aku diam dan tergugu tak pandai menerka. serupa hikayat yang kubaca dalam kitab yang tak berhuruf
dan lalu aku sujud menguntai doa bersama tali tasbih yang setia dalam pusaran dan pilingan dzikir dzikir kebaikan. semoga kita sama bersetia di jalan kebaikan serupa jalan para nabi.
Mamuju, 26 Juli 2019