DI tengah geliat politik lokal Polewali Mandar menuju Pilkada 2024, pasangan Kyai Syibli dan Ustad Zainal Abidin mencuat sebagai pemimpin yang menawarkan konsep pembangunan inovatif melalui Visioning Polewali Mandar 2024-2029. Model pembangunan ini dirancang dengan memadukan nilai-nilai agama dan budaya, serta memfokuskan pada pendekatan dari desa ke kota yang bertujuan mengharmonikan seluruh lapisan masyarakat.
Kyai Syibli, yang merupakan putra dari Prof. Dr. KH. Sahabuddin—seorang ulama terkemuka di tanah Mandar—memiliki akar yang kuat di pedesaan. Terlahir di Dusun Sepang, Desa Lembang-lembang, Kyai Syibli membawa perspektif desa yang kental dalam visinya. Bagi Kyai Syibli, desa adalah fondasi dari segala pembangunan. Dengan pendekatan ini, ia menekankan pentingnya memperkuat desa-desa di Polewali Mandar sebagai basis utama kemajuan daerah, memastikan bahwa nilai-nilai tradisional dan keagamaan tetap menjadi pusat dalam kehidupan masyarakat.
Sebaliknya, Ustad Zainal, yang aktif di dunia perdagangan di kota Wonomulyo, membawa pemahaman yang mendalam tentang dinamika ekonomi perkotaan. Wonomulyo, dengan hiruk-pikuk perdagangan dan aktivitas kesehariannya, telah memberikan Ustad Zainal wawasan yang luas mengenai bagaimana kota berfungsi sebagai pusat ekonomi yang vital. Ia menyadari bahwa keberhasilan pembangunan desa harus diiringi dengan pengelolaan yang baik di pusat-pusat kota, terutama dalam mengintegrasikan desa dan kota dalam satu kesatuan ekonomi yang saling mendukung.
Duet Kyai Syibli dan Ustad Zainal menawarkan visi yang menyatukan dua dunia ini—desa dan kota—dalam satu kerangka pembangunan yang utuh. Dalam Visioning Polewali Mandar 2024-2029, mereka berupaya menciptakan sinergi antara nilai-nilai keagamaan dan budaya yang dijaga di desa, dengan dinamika ekonomi yang berkembang pesat di kota. Mereka percaya bahwa keseimbangan antara kedua elemen ini akan menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan dan menyeluruh.
Kyai Syibli, dengan latar belakangnya yang kuat dalam keulamaan dan kedekatannya dengan masyarakat desa, menekankan pentingnya prinsip keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Sementara itu, Ustad Zainal, dengan pengalamannya di kota, menawarkan strategi untuk mengoptimalkan potensi ekonomi daerah yang dapat menopang pembangunan desa-desa di sekitarnya.
Visi ini bukan hanya tentang menciptakan Polewali Mandar yang maju secara ekonomi, tetapi juga menjaga warisan budaya dan nilai-nilai agama yang telah lama menjadi jiwa masyarakat Mandar. Dengan memadukan kekuatan desa dan kota, serta mengintegrasikan agama dan budaya dalam setiap kebijakan, pasangan Kyai Syibli dan Ustad Zainal bertekad membawa Polewali Mandar menuju masa depan yang harmonis dan sejahtera.