Setelah di Unasman, Kembali Shalat di Malam Ganjil Digelar di Makassar
TAYANG9-Tradisi ritual shalat malam ganjil (lailatul qadr) sebagaimana yang sebelumnya digelar pada malam 25 ramadan Sabtu 9 Juni lalu di Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman), malam 27 ramadan Senin 11 Juni ritual shalat sunnah serupa akan kembali di gelar di Kompleks Perumahan Mapala Permai Makassar.
Masud Shaleh, salah satu jamaah tarikat qadiriah kepada media ini mengatakan, khusus shalat di malam ganjil 27 ramadan merupakan rangkaian ritual shalat malam yang telah menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan oleh jamaah tarikat qadiriah sulawesi barat sejak era Syekh KH. Muhammad Saleh yang terdiri dari shalat qadha, tasbih, taubat, hajat, tarwih dan witir.
“Shalat 27 ramadan itu di Mandar bagi jamaah tarikat qadiriah awalnya diletakkan oleh Annanggurutta Syekh KH. Muhammad Saleh, sedangkan untuk shalat malam 25 ramadan pertama kali diletakkan oleh Annanggurutta Prof DR. KH. Sahabuddin dan ditempatkan di Unasman. Dan itu pertama sekali dilaksanakan pada tahun 2004 lalu,” beber Ancu sapaan karib Masud Shaleh.
Menurut Ancu, baik shalat malam ganjil malam 25 maupun 27 ramadan, sama merupakan ikhtiar, kiranya pada malam-malam ganjil itu bertepatan dengan malam lailatul qadr.
“Sedangkan malam ini, shalat serupa akan kembali digelar di di Kompleks Perumahan Mapala Permai Makassar dan sebagaimana kebisaan pada malam-malam sebelumnya juga dihadiri oleh sejumlah jamaah dari berbagai wilayah baik yang berasal dai Sulawesi Selatan maupun dari Sulawesi Barat,” urai Ancu sapaan karib Masud Shaleh.
Dikatakan Ancu, terdapat 56 jumlah rakaat yang dilaksanakan pada malam ganjil tersebut, dengan rincian, shalat qadha lima waktu sebanyak tujuh belas rakaat, tasbih empat rakaat, taubat dua rakaat, hajat dua rakaat, tarwih dua puluh rakaat dan shalat sunnah witir sebanyak sebelas rakaat.
Lanjut Ancu diagendakan malam ini, 12 Juni di Makassar pelaksanaannya akan kembali digelar di rumah Annanggurutta Pof. DR. KH. Sahabuddin yang menurutnya, akan kembali dihadiri oleh sejumlah jamaah dari berbagai wilayah.
“Saya kira ini adalah bahagian dari laku keagamaan kita yang telah secara turun temurun dilaksanakan oleh para kyai-kyai terdahulu kita, dalam menempatkan ramadan sebagai bulan suci yang diperkaya dengan pelaksanaan sejumlah ibadah dan ritual. Dan ini adalah petunjuk betapa kayanya kita akan nilai-nilai dan laku keagamaan, utamanya di bulan ramadan ini, yang bagi saya semestinya dipertahankan sebagai bahagian dari jalan meniti berkah para wali dan ulama-ulama terdahulu kita,” ujarnya.
Seirama dengan itu, Syaeba juga salah satu jamaah tarikat qadiriah mengatakan, dalam rangkai shalat sunnah malam ganjil itu, secara khsus dipimpin langsung KH. Muhammad Syibli Sahabuddin yang juga merupakan anak dari Prof, DR. KH. Sahabuddin.
“Untuk shalat qadha, tasbih, taubat, hajat dipimpin langsung oleh Annangguru Syibli Sahabuddin, sedang tarwih dan witir biasanya dibawakan oleh para hafidz dan imam yang secara khsusu dihadirkan untuk memimpin dua shalat dipenghujun tersebut,” beber Syaeba.
Sekedar diketahui, pemantauan media ini pada pelaksanaan shalat sunnah malam ganjil di malam 25 ramadan lalu di Unasman sedikitnya ada sekitar tujuh ratusan jamaah dari berbagai wilayah di Sulawesi Barat memenuhi masjid kampus Unasman.[**]