BERITASTRAIGHT NEWS

Refleksi Hardiknas, Pendidikan Karakter Tanpa Agama Sebuah Kesia-siaan

TAYANG9-Ditengah negara yang diisi oleh oknum bromocorah, koruptor dan perilaku menyimpang lainnya, maka kesadaran tentang makna pentingnya pendidikan karakter menjadi sebuah keharusan. Utamanya dalam membangun generasi yang padanya tonggak estapet kepemimpinan di berbagai level bisa disampirkan sering dipandang sebagai jawaban mendasar.

Begitu salah satu tukilan pemikiran yang dilontarkan oleh, Askar A Lidda salah satu pemuda Polewali Mandar yang juga dikenal banyak bergiat dalam dunia pendidikan. Kepada TAYANG9, Askar sapaan karibnya mengatakan, dalam merefleksi hari pendidikan nasional yang jatuh pada Rabu 2 Mei ini, maka penting kembali mengingatkan semua pihak, utamanya yang menjadi penanggung jawab utama pendidikan kiranya nilai-nilai agama dan budaya menjadi domain inti dalam pembangunan sumber daya manusia.

“Mengutip Kompas, 2012 lalu yang merilis bahwa, Indonesia masih masuk jajaran negara-negara terkorup dengan menempati peringkat ke-118 dari 174 negara. Hal ini tentu memiriskan sekali. Dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan serupa ini menjadi penting dilayangkan kepada dunia pendidikan kita hari ini. Karena dunia pendidikan memegang peranan penting dalam membangun karakter anak negeri,” ujarnya.

Namun, menurut ketua komite madrasah tsanawiyah yayasan pendidikan Islam (Yapis) Polewali ini, pendidikan karakter tanpa memantapkan pendidikan agama dan budaya juga adalah sebuah kesia-sian. “Adalah kesia-siaan, jika berpikir tentang bagaimana mendorong pendidikan karakter tanpa meletakkan pendidikan nilai-nilai agama dan budaya sebagai perihal inti dalam dunia pendidikan kita,” urainya.

Lebih jauh Askar mengatakan, pendidikan harus dibarengi dengan pendidikan akhlak yang baik. “Karena dasar pendidikan karakter adalah ada pada nilai-nilai agama dan budaya. Nah, karenanya, yang bisa menempatkan generasi kita sebagai generasi yang berkepribadian mulia adalah bagaimana generasi kita tawadhu dan paham betul dari mana asalnya dan hendak kemana arah serta tujuan hidupnya,” beber alumnus pondok pesatren ini.

Menurut dia, harus diakui bahwa, negeri ini berada dalam krisis multidimensional yang tak kunjung usai, kondisi diperburuk dengan krisis moral dan budi pekerti para pemimpin bangsa yang berimbas kepada generasi muda.

“Lihatlah tawuran antar pelajar, konvoi kelulusan yang melanggar lalu lintas, perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba, budaya tak tahu malu, tata nilai dan norma yang semakin merosot tidak hanya di perkotaan tapi juga merambah hingga ke pedesaan. Hal ini menjadi kenyataan yang memiriskan kita. Karenanya pendidikan karakter dengan berlandaskan agama dan budaya menjadi jawaban bagi upaya kita membentuk generasi mulia,” ujarnya ringkas.

REDAKSI

Koran Online TAYANG9.COM - "Menulis Gagasan, Mencatat Peristiwa" Boyang Nol Pitu Berkat Pesona Polewali Sulbar. Email: sureltayang9@gmail.com Gawai: +62 852-5395-5557

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: