RDP Legislatif dan RSUD Majene Ricuh, Ada Aksi Banting Meja

Majene, Tayang9 – Rapat dengar pendapat (RDP) yang seharusnya berjalan mulus antara DPRD Majene dengan Direktur RSUD Majene, tiba-tiba saja terhenti dan sedikit ricuh. Pemicunya adalah ketika Ketua DPRD Majene, Salmawati Jamado meminta agar rapat gabungan dilakukan secara tertutup dan tidak diliput media
Saran dari Ketua DPRD Majene tersebut disusul dengan interupsi oleh anggota dewan lainnya. Buntutnya, permintaan Ketua DPRD Majene diprotes dengan aksi Wakil Ketua DPRD Majene, Adi Aksan, dengan membanting meja dalam rapat tesebut sebagai wujud protes atas RDP itu. Hingga membuat beberapa saat RDP dihentikan sementara.
“Ribut-ribut dalam rapat jangan ada yang salah paham. Jangan diartikan kita di DPRD ada yang mau menyerang seseorang, tidak ada seperti itu. Kita ingin mencari jalan keluar. Dalam rapat ini, kami ingin wartawan tetap tinggal, agar hasil RDP ini informasinya bisa disebarluaskan, agar masyarakat luar juga tahu,” ujar Adi Ahsan, kepada Media, Selasa (28/1/2020).
Digelarnya RDP ini untuk mengklarifikasi pihak Dinkes dan RSUD Majene, imbas kematian seorang pasien di rumah sakit Majene bernama Amaidah (15), warga Sendana meninggal dunia pada 24 Januari 2020 lalu.
Kasus ini menjadi tengah sorotan dan dikabarkan terlambat mendapat penanganan medis. Selain itu juga, pasien diduga menderita gizi buruk. (**)