GAGASANPUISI

Puisi Niken Bororesmi

Isyarat

Kemana lagi arah kan kutuju
Jika semua yang kulalui adalah kebohongan

Bernostalgia pada senja
Akan membuatku terbungkam
Karna tak berani mengungkapkan kebenaran

Prasangka tak pernah berbohong
Jikapun berbohong, itu hanyalah secarik kecewa

Lalu, aku tak pernah berdamai dengan keadaan
Hidup hanyalah kesia-siaan
Jika bisa sekali lagi …. Hhhhh
Sekali lagi tak payahlah waktu disalahkan

Kembali kuberdalih
Memutar arah dan perasaan

Kebenaran kupendam
Kebohongan kusembunyikan
Biar mereka cari tau keadaan sebenarnya
Hingga tak perlu lagi menyimpulkan
Dari sudut pandang mata mereka sendiri

Terlalu sensitif jika sekali saja kusentil
Kebohongan kuutarakan
Kebenaran kuisyaratkan
Biar mereka tak selalu percaya perkataan pembual
Yang mengatakan “Janji saya”

Berlalu

Berlalu kepedihan
Bahkan menepi pula kerinduan

Maka puncak keganasan hati diuji
Mampukah meredam rindu ini
Atau malah meluapkan pada keegoisan

Mulai fajar hingga petang
Aku tak ubahnya pecandu
Hhhh…. Pecandu rindu

Kian ku pendam kian egois aku
Bila ku egois maka rindu ini turut juga egois
Maka rindu dan egois mulai berargumen

Bila sampai masanya
Dimana rindu tak kunjung jua padam
Dan egois pula semakin meninggi
Maka tunggu saja kabar runtuhnya hati

Adakah petaka
Bila rumpun bambu tak lagi menjadi saksi
Adakah tumpang tindih
Bila malam tak jua menampakkan gelapnya
Adakah keseimbangan
Bila diriku mulai goyah mulai pudar

Dan, dan, dan, dan berlalu tanpa diindahkan

Tammajarra, 30 Mei 2017

Penghianatan Seorang Gadis

Ia menjelma menyerupai bulan purnama
menyinari hati yang terbengkalai oleh luka
muslihat oleh sikeindahan rupa
tiru-meniru yang tak seharusnya ditiru

Sungguh mencengangkan molek tubuhnya
polesan lipstik menghentikan dunia fana
senyum manis menggairahkan
tanpa rasa takut ia mulai mencibir

Membentuk diri menjadi yang terbaik
bualan, cuapan, hingga sentuhan
tanpa ada rasa takut menjadi seorang pengecut
si gadis ayu telah berkembang
molek rupa namun buruk tabiat dan prasangka

Ratap Saja

Biarkan sejenak ia menatap
Apa yang dilihatnya
Mungkin itulah yang diungkapkannya

Mungkin saja pengakuannya
Dapat meluluh lantahkan kesenyapan
Mungkin saja

Tuk kemudian dia pergi
Mencari bentuk dari dirinya

Sebab menurut pengakuannya
Ada yang hilang
Sepengetahuanku dari kabar burung
Ia terus mencari yang hilang
Ia terus bepergian menelusuri kawah

Entahlah
Mungkin akan ia temukan
Bentuk dari dirinya yang hilang
Atau mungkin
Ia belajar mengikhlaskannya

Polewali, 25 April 2017

Rindu

Andai kata dapat menjadi pernyataan
Mungkinkah gundah akan berangsur pulih
Tergerus bersama kenangan

Lalu padang ilalang akan menjadi saksi
Dari runtuhnya benteng pertahanan
Yang sedari kemarin bertahan
Berjuang melawan gejolak rindu
Jika disini adalah cinta
Lantas apa lagi yang ku cari

Rindu ini telah menjadi
Sesuatu yang tak mungkin dimengerti
Bagi ahli waris ataupun hakim peradaban
Serta merta akan tetap merindu
Meski senja dan fajar telah bertemu

NIKEN BORORESMI

Penulis yang dikenal blak-blakan ini kini aktif sebagai redaktur disalah satu koran harian yang terbit di Sulbar. Selain berprinsip menulis dan membaca adalah suatu kewajiban dirinya juga kini kini bersetia hidup sebagai perempuan yang merindu

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: