Isyarat
Kemana lagi arah kan kutuju
Jika semua yang kulalui adalah kebohongan
Bernostalgia pada senja
Akan membuatku terbungkam
Karna tak berani mengungkapkan kebenaran
Prasangka tak pernah berbohong
Jikapun berbohong, itu hanyalah secarik kecewa
Lalu, aku tak pernah berdamai dengan keadaan
Hidup hanyalah kesia-siaan
Jika bisa sekali lagi …. Hhhhh
Sekali lagi tak payahlah waktu disalahkan
Kembali kuberdalih
Memutar arah dan perasaan
Kebenaran kupendam
Kebohongan kusembunyikan
Biar mereka cari tau keadaan sebenarnya
Hingga tak perlu lagi menyimpulkan
Dari sudut pandang mata mereka sendiri
Terlalu sensitif jika sekali saja kusentil
Kebohongan kuutarakan
Kebenaran kuisyaratkan
Biar mereka tak selalu percaya perkataan pembual
Yang mengatakan “Janji saya”
Berlalu
Berlalu kepedihan
Bahkan menepi pula kerinduan
Maka puncak keganasan hati diuji
Mampukah meredam rindu ini
Atau malah meluapkan pada keegoisan
Mulai fajar hingga petang
Aku tak ubahnya pecandu
Hhhh…. Pecandu rindu
Kian ku pendam kian egois aku
Bila ku egois maka rindu ini turut juga egois
Maka rindu dan egois mulai berargumen
Bila sampai masanya
Dimana rindu tak kunjung jua padam
Dan egois pula semakin meninggi
Maka tunggu saja kabar runtuhnya hati
Adakah petaka
Bila rumpun bambu tak lagi menjadi saksi
Adakah tumpang tindih
Bila malam tak jua menampakkan gelapnya
Adakah keseimbangan
Bila diriku mulai goyah mulai pudar
Dan, dan, dan, dan berlalu tanpa diindahkan
Tammajarra, 30 Mei 2017
Penghianatan Seorang Gadis
Ia menjelma menyerupai bulan purnama
menyinari hati yang terbengkalai oleh luka
muslihat oleh sikeindahan rupa
tiru-meniru yang tak seharusnya ditiru
Sungguh mencengangkan molek tubuhnya
polesan lipstik menghentikan dunia fana
senyum manis menggairahkan
tanpa rasa takut ia mulai mencibir
Membentuk diri menjadi yang terbaik
bualan, cuapan, hingga sentuhan
tanpa ada rasa takut menjadi seorang pengecut
si gadis ayu telah berkembang
molek rupa namun buruk tabiat dan prasangka
Ratap Saja
Biarkan sejenak ia menatap
Apa yang dilihatnya
Mungkin itulah yang diungkapkannya
Mungkin saja pengakuannya
Dapat meluluh lantahkan kesenyapan
Mungkin saja
Tuk kemudian dia pergi
Mencari bentuk dari dirinya
Sebab menurut pengakuannya
Ada yang hilang
Sepengetahuanku dari kabar burung
Ia terus mencari yang hilang
Ia terus bepergian menelusuri kawah
Entahlah
Mungkin akan ia temukan
Bentuk dari dirinya yang hilang
Atau mungkin
Ia belajar mengikhlaskannya
Polewali, 25 April 2017
Rindu
Andai kata dapat menjadi pernyataan
Mungkinkah gundah akan berangsur pulih
Tergerus bersama kenangan
Lalu padang ilalang akan menjadi saksi
Dari runtuhnya benteng pertahanan
Yang sedari kemarin bertahan
Berjuang melawan gejolak rindu
Jika disini adalah cinta
Lantas apa lagi yang ku cari
Rindu ini telah menjadi
Sesuatu yang tak mungkin dimengerti
Bagi ahli waris ataupun hakim peradaban
Serta merta akan tetap merindu
Meski senja dan fajar telah bertemu