
KEAHLIAN pelaut Mandar dalam pembuatan perahu sudah teruji baik dari model, kualitas serta akan ketangguhannya terutama saat mengarungi lautan luas yamg kadang dihantam gelombang dan angin. Salah satunya perahu berjenis Katinting modifikasi dari pendahulunya, perahu Sande’. Yang membedakan hanya terletak pada alat penggeraknya yakni Sande menggunakan mesin Katinting dan Sande menggunakan Sombal (layar) berbentuk segitiga.
Perahu Sande Layar sudah jarang digunakan nelayan saat mencari ikan seiring kemajuan tehnologi. Namun dibeberapa wilayah di Tanah Mandar bagian pesisir masih digunakan nelayan pemburu telur ikan Tuing-tuing.
Perahu Katinting memiliki bodi dengan desain ramping agak pipih yang bertujuan untuk mengurangi tekanan air laut, sehingga perahu lebih cepat saat mengejar kumpulan ikan seperti Tongkol, Tuna dan Cakalang. Untuk mengenal lebih jauh perahu ini penulis merangkum beberpa bagian-bagian luar perahu Katinting seperti :
– Belang, bagian dasar lambung perahu dari menggunalan jenis kayu Palapi
– Baratang (cadik) 2 buah tangkai dqri kayu jati
– Tari‘, 4 buah sebagai penyanggah pelampung penyeimbang perahu
–Palatto, 2 batang bambu besar diameter 10-15 cm
– Guling, alat kemudi
– Sanggilang Baine/Muane, tempat sandaran alat kemudi
– Panarai, penyanggah tenda di buritan perahu berbentuk segitiga
– Tokong, dari bambu yang digunakan sebagai alat penyangga saat perahu keluar dan masuk di pelabuhan
– Pandasi, tempat duduk mesin Katinting
– Paccong, Cadik depan dan belakang
Seiring berjalannya waktu, Sande Katinting bahkan digunakan sebagai ajang perlombaan yang biasa disebut Katinting Race. Sudah menjadi hiburan masyarakat pesisir saat diwaktu senggangnya. Perahu Sande Katinting masih banyak di gunakan oleh nelayan yang mendiami semenanjung pesisir Sendana.