SUASANA hangat dan penuh keakraban tampak di Warkop TA Desa Kenje Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar. Pada Minggu sore itu, saat kalender menujuk angka 15 September 2024, KH. Muhammad Syibli Sahabuddin, calon bupati Kabupaten Polewali Mandar, hadir dalam acara silaturrahim bersama sejumlah tokoh pemuda Kecamatan Campalagian. Ustad Multazam, yang juga hadir pada acara itu, mengaku bangga dengan kehadiran Kyai Syibli, yang datang dengan tampilan sederhana dengan mengenakan sarung dan topi khas anak muda masa kini.
Acara tampak berlangsung dalam suasana santai, guyub dan sarat makna. Dalam diskusi yang dibalut keakraban itu, selain Ustad Multazam tampak pula sejumlah tokoh pemuda yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di kecamatan itu.
“Silaturrahim seperti ini penting sebagai ajang mendengar aspirasi dan berbagi gagasan dengan pemuda, karena masa depan Polewali Mandar ada di tangan mereka (pemuda-ed),” ujar Kyai Syibli di tengah obrolan hangat tersebut.
Salah satu topik yang menjadi sorotan adalah visi besar Kyai Syibli dan Ustad Zainal Abidin, yang berpasangan dalam Pilkada 2024, untuk memberdayakan masyarakat pesantren agar lebih unggul dan berdaya saing.
“Pesantren tidak hanya menjadi pusat keilmuan agama, tetapi juga harus berperan dalam sektor-sektor lain seperti ekonomi, teknologi, dan sosial,” ujar Kyai Syibli dengan antusias.
Ia mengungkapkan mimpinya menjadikan Polewali Mandar sebagai pusat pembelajaran Islam di Indonesia bagian timur, di mana pesantren-pesantren lokal bisa menjadi motor penggerak kemajuan umat.
“Kabupaten Polewali Mandar akan luar biasa apabila pembangunannya progresif dan modern, tetapi acuannya tetap menggunakan nilai-nilai agama dan budaya” tambah Kyai Syibli.
Menariknya diskusi siang itu juga bergeser pada bagaimana kolaborasi antara tokoh agama dan pemuda dapat membangun kekuatan baru di daerah. Ustad Multazam, yang selama ini menjadi mentor bagi para santri dan pemuda di Pondok Pesantren Al Ihsan, mendukung penuh gagasan tersebut.
“Pemuda adalah ujung tombak perubahan, dan melalui pendidikan pesantren yang berkualitas, kita bisa mencetak generasi yang tak hanya paham agama, tetapi juga mampu bersaing di era global,” ujar Ustad Multazam.
Di akhir pertemuan, Kyai Syibli menegaskan pentingnya sinergitas antara agama dan pembangunan masyarakat yang inklusif. Menurutnya, kemajuan Polewali Mandar tidak hanya terletak pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pembentukan moral dan spiritual warganya.
“Kita akan mulai dari desa, dari pesantren, hingga nantinya Polewali Mandar akan dikenal sebagai kiblat pembelajaran Islam, tidak hanya di Sulawesi Barat, tetapi di bagian Indonesia timur,” pungkasnya.
Silaturrahim yang penuh dengan inspirasi ini menjadi ajang bertukar ide dan semangat. Para pemuda yang hadir merasa termotivasi untuk turut serta dalam mengawal visi besar Kyai Syibli menuju Polewali Mandar yang lebih hebat dan bermartabat.