GAGASANPUISI

Aku Pesan Bebek Palekko’

bersama: daeng emba

di atas bibir bantaran sungai salo karajae yang tak berombak kita memesan makanan. kepada perempuan yang berhidung bangir dan berhijab santun, aku memesan bebek palekko bersama sepiring ketulusan kata-kata. sedang engkau memesan ikan bolu dan segelas kopi kebaikan juga gairah.

lagu-lagu barat mengalun pelan dengan petikan guitar akustik. indah memang, tetapi tak sesahdu kecapi bugis dan sinrilik makassarmu kawan.

orang-orang bercakap dalam bahasa yang patuh pada irama alam. empat ekor burung merpati mendekat ke meja makan kita. tanpa satupun pesan di sepucuk surat.

tapi dari paruhnya seakan ia tengah berbicara kepada kita, bahwa hidup adalah perjalanan membawa pesan kebaikan pada semesta.

dengan lahap aku menyaksikan kata-kata dikunyah juga diseruput. mereka menyangka bisa kenyang hanya dengan kata-kata yang mulai ingkar pada nurani.

air bergerak namun tak juga berombak. dalam satu kibasan sayap merpati, sampah-sampah bergerak. ada sisa puntung, juga sisa plastik sasetan makanan ringan dan botol plastik bekas hingga sisa kapas diujung pembersih kuping.

petikan akustik itu masih juga mengalun pelan, saat kita bergerak pulang. menanggalkan diskusi tentang hidup yang sering parah dan payah. dan dipenuhi oleh mereka yang hanya memikirkan makrifat perut, moncong dan dirinya sendiri.

kelak orang-orang itu akan kembali datang kesini memesan sejumlah makanan dan kerakusan juga sahwat jabatan. sedang kita, mungkin hanya akan memesan kenangan dan obat kacele dan patah hati atas kuasa jabatan yang sebentar lagi akan menelantarkan kita.

Parepare,  28 Januari 2019

MS TAJUDDIN

belajar membaca dan menulis juga pembelajar di kehidupan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: