
ANGIN disertai hujan turun mengguyur. Sore itu, Selasa 27 Desember 2022 di atas rumah panggung kayu yang terbuat dari pohon kelapa itu. Tak pelak membuat sejumlah lantai di sisi kanan kiri dan muka belakang bangunan rumah panggung besar itu basah. Sejumlah penggiat seni budaya dan sastra serta para penulis kemudian mendekat dan merapat ke tengah ruangan lapang itu, sekedar menghindar dari kibasan angin dan percik air hujan.
Saat itu, Jamal D Rahman salah satu sastrawan terbaik yang dimiliki bangsa ini tengah memaparkan materinya dihadapan sejumlah mahasiswa dan siswa serta seniman dan penggiat literasi serta penggiat sastra Sulawesi Barat itu.
Dalam pemaparan Jamal D Rahman, pemimpin redaksi Majalah Sastra Horison itu, dirinya mengaku sangat mengapresiasi baik refertoar musik yang dibawakan Komunitas Sure’ Bolong yang dimotori oleh Ishak Jenggot dan Sulo Kencana yang dimotori Asyim Gafur. Keduanya adalah seniman Polewali Mandar.
Terlebih, menurut Jamal, dalam liryk yang dimainkan oleh dua komunitas itu, berangkat dari karya sastra, khususnya puisi dari penyair nasional dan juga dari para penyair Mandar Sulawesi Barat.
“Puisi adalah pencapaian artistik dalam dunia sastra. Dan pertunjukan seni musik tadi hendak menyampaikan kepada kita, betapa puisi mampu mencatat baik segenap aktivitas dan peristiwa dalam ruang kebudayaan kita,” ujarnya.
Sesaat sebelum Jamal D Rahman, Yuyun Yundini juga tak kalah menariknya dalam membawakan materinya. Betapa tidak, sesekali dirinya tampak mendekati dan berbaur dengan sejumlah peserta bincang sastra sore itu dan tampak sangat interaktif.
“Sastra adalah salah satu capaian kebudayaan. Termasuk salah satunya di dalamnya, bagaimana kita sebagai orang Mandar menjadi manusia Mala’bi,” tutur putri Husni Djamaluddin sang panglima puisi yang lahir di Tinambung itu, diiringi tepuk tangan dari para peserta.
Pada acara yang dipandu Rifai Husdar itu, Fatin Hamama, salah satu sastrawan nasional dalam materinya mengatakan, betapa sastra dan penulisan kreatif adalah upaya baik dalam membangun kebudayaan bahkan peradaban.
Dikatakan sekretaris jenderal Komunitas Puisi Esai Asean itu, sastra adalah jalan yang mengajari menjadi manusia sejati. Termasuk bagaimana membangun nilai-nilai transenden di dalamnya.
Acara yang dihelat Selasa 27 Desember 2022 dan rencana akan dilangsungkan hingga Kamis 29 Desember 2022 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat di Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat itu dimaksudkan sebagai upaya memantik tumbuh kembangnya bibit unggul dalam bidang sastra.
Sebagimana yang dikatakan Kepala UPTD Taman Budaya dan Museum Sulawesi Barat, Ika Lisrayani yang mengatakan, acara dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan dalam penulisan kreatif.
“Ini adalah sebentuk upaya mengembangkan bibit dalam bidang sastra sekaligus upaya untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam sastra dan penulisan kreatif,” ujarnya.
Lanjut dikatakan Ika Lisrayani, melalui kegiatan yang memuat dua agenda utama kegiatan, yakni bincang sastra dan workshof penulisan kreatif dari tiga pamateri utama itu, juga dimaksudkan sebagai kegiatan memperkenalkan sekaligus upaya peningkatan literasi budaya dan sastra.
“Utamanya kepada seluruh penggiat sastra dan secara khusus kepada generasi muda agar tak tergerus dengan budaya luar,” tuturnya.
Karena itu, tak heran jika Kepala Cabang Dinas Wilayah I Rosalina yang hadir dan membuka acara itu secara resmi, mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat itu, dalam sambutan pembukaannya berharap, kepada para peserta kegiatan agar memanfaatkannya dengan baik kesempatan untuk meningkatkan kemampuan menulis karya sastra yang berkualitas. Terlebih karena acara itu menghadirkan tiga narasumber dan pamateri workshop yang dikenal sebagai sastrawan nasional.
“Hendaknya melalui kegiatan ini dimanfaatkan baik oleh para peserta untuk meningkatkan minat dan semangatnya dalam penulisan karena sastra yang berkualitas di Sulbar. Dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini,” beber Rosalina.
Patut diketahui, pada hari kedua penyelenggaraan acara itu, juga digelar workshop penulisan kreatif yang juga menghadirkan tiga sastrawan nasional itu dan dipandu oleh salah satu seniman Mandar Sulawesi Barat, Dalif.