GAGASANOPINI

Uwai Mandar

JIKA ditanya, apa yang membedakan antara kami yang mukim di kampung dengan mereka yang sejak kecil hidup di kota. Ini salah satu jawabannya: Uwai Mandar.

Uwai Mandar adalah sebuah anugerah Tuhan tiada terkira, yang dititipkan di kampung kami, di kampung-kampung Mandar, yang dialiri jernihnya juga keruhnya.

Di tahun 90-an, Uwai Mandar adalah pusat peradaban, tempat bagi pa’banua (warga) bertukar informasi, bertransaksi jual beli, dan tempat bagi warga: tua-muda, miskin-kaya, bercanda-riang gembira. Di uwai Mandar, Ikan dan udang, hidup damai didalamnya.

Di tahun-tahun itu, uwai Mandar adalah tempat berputarnya denyut nadi warga. Kehidupan yang egaliter, saling merindui-menyayangi, bantu membantu antara satu dengan yang lain.

Seperti halnya penulis, ada kenangan masa kecil yang indah tatkala mengingat rimbun semak belukar, bunyi gemericik air, dan kicauan burung bersama sahabat sepermainan di uwai Mandar ini.

Melompat dari tebing dengan bertelanjang dada, berenang bersama ketepian, bermain bola sepak di sore hari, dan celoteh petang hari tentang masa depan yang akan terjadi nanti: tentang diri, tentang keluarga, tentang kampung halaman, dan tentang Uwai Mandar itu sendiri.

Kita pun berjejer, membentuk shaf di ka’jirrisang (aliran air yang sedikit deras dengan tumpukan bebatuan), dengan maksud– melepaskan apa yang perlu dilepaskan. Ya begitulah, saat itu jamban umum adalah ka’jirrisang.

Disitu kita curhat, menunggu purnama tiba, membincang cinta pertama, tentang kemayu adinda yang tinggal dikampung sebelah. Apa kabarnya sekarang, mungkin sudah punya anak lima.

Uwai Mandar, tetaplah ramah, jaga kampung kami dengan jernihmu, keruhmu, dan mohon, jauhkan kami dari “murkamu”.(*)

 

MUHAMMAD ARIF

Selain dikenal sebagai aktivis yang produktif menulis, dirinya kini tercatat sebagai pimpinan pengurus cabang Gerakan Pemuda Ansor Polewali Mandar

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: