Tim PKM-RSH Turannapau Unsulbar Serahkan Modul Debat To’dopuli Mandar ke Tiga Lembaga Pendidikan di Majene
Majene, Tayang9 – Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) resmi menyerahkan Modul Debat To’dopuli Mandar sebagai luaran tambahan penelitian yang telah berlangsung Juli–Agustus 2025 di SMAN 2 Majene. Modul ini juga telah resmi terdaftar sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan menjadi bukti konkret keberhasilan riset mahasiswa Unsulbar dalam mengembangkan inovasi pendidikan berbasis kearifan lokal.
Penyerahan pertama dilakukan di SMAN 2 Majene pada Selasa, 30 September 2025 pukul 10.00 WITA. Kepala sekolah menyampaikan apresiasi mendalam atas lahirnya modul tersebut. “Hal yang menarik dari modul ini adalah bagaimana mahasiswa dari latar belakang beragam justru mampu merumuskan istilah-istilah penting dalam budaya Mandar, seperti Sipamandaq dan Sipakatau, kemudian mengolahnya menjadi konsep To’dopuli Mandar. Upaya ini menunjukkan kepedulian generasi muda terhadap budaya lokal sekaligus kecerdasan mereka mengaitkannya dengan konteks debat ilmiah. Harapannya, modul ini dapat dicetak lebih banyak agar semua siswa SMAN 2 Majene bisa memanfaatkannya, bahkan menjadi bahan pendukung akreditasi sekolah,” ungkapnya.
Masih di hari yang sama, pukul 12.05 WITA, tim menyerahkan modul tersebut ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Majene. Kepala Perpusda menyambut dengan positif dan menekankan pentingnya kontribusi mahasiswa dalam memperkaya literasi daerah. “Kami sangat mengapresiasi hadirnya Modul Debat To’dopuli Mandar ini, terlebih koleksi perpustakaan kami masih terbatas. Buku ini tentu akan bermanfaat tidak hanya bagi siswa dan mahasiswa, tetapi juga masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dekat bagaimana budaya lokal dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan modern,” ujarnya.
Penyerahan terakhir berlangsung di Universitas Sulawesi Barat pada Rabu, 1 Oktober 2025 pukul 16.15 WITA, yang diterima langsung oleh Rektor Unsulbar. Dalam sambutannya, Rektor memberikan apresiasi tinggi dan menaruh harapan besar. “Saya melihat modul ini bukan hanya sekadar produk penelitian, tetapi juga sarana penting untuk melestarikan budaya dalam dunia pendidikan. Harapan saya, Modul Debat To’dopuli Mandar dapat direplikasi di berbagai sekolah maupun daerah lain, serta menjadi langkah penting bagi tim ini untuk melanjutkan kiprahnya hingga ke ajang PIMNAS 2025,” tutur beliau.
Sebagai latar belakang, To’dopuli Mandar yang berarti “tali yang kuat” merupakan konsep yang dirumuskan oleh Tim PKM Turannapau Unsulbar dengan menyelaraskan nilai-nilai kearifan lokal Mandar ke dalam praktik debat ilmiah. Konsep ini menekankan tiga nilai inti budaya Mandar, yakni Sipamandaq (saling menghargai), Sipakatau (memanusiakan sesama), dan Siwaliparri’ (kerja sama). Ketiga nilai tersebut menjadi landasan dalam membangun tradisi debat yang tidak hanya kritis secara intelektual, tetapi juga santun, etis, dan kolaboratif.
Dengan diterimanya Modul Debat To’dopuli Mandar di tiga institusi penting, seperti sekolah, perpustakaan daerah, dan universitas, Tim PKM-RSH Turannapau berharap karya ini menjadi bentuk keberlanjutan program yang dapat dimanfaatkan secara luas. Lebih dari sekadar luaran penelitian, modul ini diharapkan menjadi inspirasi pengembangan kurikulum berbasis budaya lokal, serta dapat direplikasi di daerah lain, sekaligus memperkuat peran Unsulbar dalam menghasilkan inovasi pendidikan yang berakar pada kearifan budaya sekaligus berdaya saing nasional dan internasional.