KHITNANAN massal atau sunatan massal, sebagaimana lazimnya dikenal. Merupakan bagian dari ritual (baca:ibadah) yang merupakan perintah atau salah satu dari syariat Islam yang sifatnya wajib bagi anak laki laki. Tak heran sejumlah pihak dan lembaga jamak menggelar kegiatan sunatan massal. Tak terkecuali masjid sebagai ruang ibadah, ruang sosial budaya warga dan jamaah muslim-pun tak pelak acap melakukan hal yang sama. Demikianlah, setiap mesjid mempunyai program dan kegiatan masing-masing.
Tak heran, jika berbagai kegiatan rutin yang acap dilaksanakan para pengurus mesjid dan yang lazim dilakukan dan selalu menjadi pembicaraan banyak pihak adalah, melakukan rehabilitasi dan inovasi masjid, sebagian atau bahkan secara keseluruhan, mengganti tegel lantai, memperbaiki dinding, melengkapi masjid dengan mesin pendingin sehingga jamaah semakin merasa nyaman dan khusyuk beribadah kepada Allah, dan berbagai kegiatan lainnya.
Namun berbeda dengan yang dilakukan pengurus Masjid Darul Muttaqin, Padang Baka Timur, Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju, Jalan Kurungan Bassi yang berada tepat di belakang Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten Mamuju.
Tepatnya, ahad, 18 Juni 2023 pagi hari sampai sesudah dluhur Masjid Darul Muttaqin justru menggelar kegiatan yang tidak lazim dilakukan oleh banyak masjid. Tak heran, pada pagi hari itu, spanduk yang terbentang bertuliskan khitan bersama anak-anak Masjid Darul Muttaqin, memupuk persatuan generasi Islam.
Benar saja, saat dikonfirmasi, Edi salah seorang panitai penyelenggara khitanan itu, menjelaskan, sengaja pihak pengurus Masjid tidak menggunakan istilah sunat massal karena berbeda prosesinya dengan sunat massal yang umum dilaksanakan. Khitan Bersama yang dilaksanakan oleh pihak pengurus Masjid Darul Muttaqib ini berlangsung khidmat, betapa tidak lantunan doa dan acara pembacaan barzanji menjadi bagian yang tidak terpisah dari acara.
“Kita datangkan anak-anak yang akan dikhitan di masjid beserta orang tuanya dan kita doa bersama, kita lakukan pembacaan barzanji, kita makan bersama juga,” jelas Edi di sela-sela acara.
Ternyata ini yang menjadi daya tarik dan motivasi bagi orang tua sehingga mendaftarkan anaknya untuk menjadi peserta khitan atau sunat bersama di Mesjid Darul Muttaqin. Hal ini diakui oleh Haji Andi Adnan salah seorang jamaah orang tua peserta khitanan yang tinggal di BTN Binanga Blok C Kabupaten Mamuju.
Diakuinya, semula dirinya setengah hati untuk mengikutkan anaknya dalam sunat bersama itu, akan tetapi setetelah mendengar penjelasan dari panitia pelaksana, bahwa ini bukan sunat yang umum dilaksanakan pada acara sunat masal, Sunat bersama di Mesjid Darul Muttaqin dibarengi dengan doa bersama yang khidmat dan acara barzanji.
“Setengah-setengahka juga bersama mamanya di rumah (istrinya–ed) untuk mengikutkan sunat masal. Tapi setelah tahu bahwa pelaksanaannya khidmat dan ada berzanjinya, hati saya tersentuh dan mau. Saya bilang ini bukan sunat massal, ini sunat kebersamaan,” sebut Andi Adnan.
Syaharuddin, salah seorang tim Medis menjelaskan bahwa ada khitan yang dilaksanakan ini sudah modern anak-anak bisa langsung memakai celana.
“Pada saat anestesi tidak menggunakan jarum suntik melainkan free needle injection, minim nyeri dan minim pendarahan serta perawatannya tidak ribet, bisa langsung pakai celana dan beraktivitas, hasil estetik,” sebut Syaharuddin.