KEREN. Rasanya kata itu cukup mampu mewakili pembacaan banyak pihak yang hadir pada acara peluncuran film pendek berjudul coklit berbasis peta pemukiman (CLBK) yang diproduksi oleh KPU Kabupaten Polewali Mandar.
Muslim Sunar, Anggota KPU Kabupaten Polewali Mandar misalnya dalam penjelasannya mengatakan, film diproduksi sejak dua bulan lalu dan memilih pengambilan gambarnya di Kecamatan Anreapi Polewali Mandar itu, tidak pernah diduga sebelumnya kalau dalam final produksinya akan berakhir seperti itu.
“Sungguh sejak awal kami berproses saja. Kita tidak tahu akan seperti apa ending dari proses pembuatan film ini. Yang ada kami bekerja mengaplikasikan gagasan dalam frame gambar yang dalam hemat kami juga tidak pernah diduga sebelumnya akan seperti ini hasilnya yang bisa kita sama lihat,” ujarnya.
Tak tanggung-tanggung para aktor serta skrip filmnya masih jauh dari standar pembuatan film itu. Tak heran, beber Muslim Sunar, aktor dan aktris yang berperan dalam film pendek berdurasi 16 menit 18 detik itu nyaris didominasi oleh mereka yang sehari-harinya bekerja sebagai staf di kantor KPU Polewali Mandar.
“Artinya sedari awal kami hanya mencoba membuatnya saja dan memilih artis dan aktor dari staf di KPU Polman yang sebelumnya tidak memiliki kemampuan standar akting. Namun karena kami sepakat dengan gagasan awalnya lalu jadilah kami bergerak dengan satu harapan mampu menjadi media sosialisasi terkait cara menjalankan tugas dan fungsi petugas panitia pemutakhiran data pemilih,” ungkap Muslim Sunar.
Senada dengannya, Rudianto Ketua KPU Polewali Mandar dalam sambutan pengantar pembukaan acara peluncuran film pendek CLBK yang berlangsung di Aula SLB Polewali, Selasa 17 Januari 2023 itu mengatakan, intinya film itu dimaksudkan sebagai media sosialisasi yang diharapkan mampu memberikan pemahaman, baik internal petugas panitia pemutakhiran data pemilih (Pantarlih), maupun masyarakat luas di Polewali Mandar.
“Harapan kami film ini diterima sebagai bagian dari upaya kami untuk menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2024 mendatang yang kini sejumlah tahapannya sedang berjalan,” urai Rudianto.
Hadir dalam acara itu, selain Nurjannah Waris dan Munawir Arifin keduanya anggota KPU Polewali Mandar, hadir pula H. Baharuddin sekretaris KPU Polewali Mandar bersama Saifuddin, Ketua Bawaslu Polewali Mandar.
Masih dalam acara yang sama, Saifuddin, Ketua Bawaslu Polewali Mandar menyampaikan saran, kiranya dalam pembuatan film haruslah memperhatikan agar nuansa film yang ditampilkan tidak terdapat unsur dukung mendukung.
“Ada Beberapa hal yang menjadi cacatan kami dalam film ini, seperti misalnya ada kalimat berduit yang dimunculkan. Selain itu, ada juga nomor plat motor atau angka-angka yang dimunculkan. Hal itu bisa saja akan menimbulkan tafsir-tafsir dari masyarakat karena sekarang kita berada pada momentum politik, sehingga perlu penjelasan maksud dari kalimat dan angka-angka tersebut,” bebernya.
Patut diketahui, dalam acara itu, KPU Polewali Mandar juga sengaja menghadirkan Wahyudi Muslimin dan MS Tajuddin keduanya pekerja seni budaya dan dunia kreatif Mandar Sulawesi Barat sebagai pembedah film.
Dalam pandangan Wahyudi Muslimin, film pendek CLBK itu merupakan bentuk baik dari upaya sosialisasi KPU Polewali Mandar yang diharapkan mampu menyasar kalangan millenial.
“Dari segi judul sudah sangat keren, karena CLBK asosiasinya langsung ke kalangan millenial. Namun sudut pencahayaan dan editingnya mestinya ditakar baik tingkat ketajaman gambar dan pencahayaannya, sehingga bisa ditonton dalam berbagai ruang,” urai Wahyudi Muslimin.
Senada dengannya, MS Tajuddin juga menilai film itu telah amat sangat layak tonton, mengingat posisinya sebagai media sosilasasi telah sukses meramu berbagai hal ihwal di dalam kehidupan dan kepemiluan. Termasuk tragedi dan komedi yang ada di dalamnya.
“Bahkan sebagai bentuk dari upaya sosialisasi kepemiluan, sudah sangat tepat. Karena film ini seakan hendak mengatakan kepada kita, bahwa Pemilu hendaknya menjadi ruang kreatif, ruang kegembiraan dan bukan justru menjadi ruang bagi kekerasan dan keseriusan yang akan mengerutkan jidat kita. Dan film ini telah sukses memotret sisi baik dari Pemilu sebagai gerak kebudayaan yang kreatif dan kelak diharapkan mampu berkontribusi baik bagi peradaban demokrasi kita,” tandas MS Tajuddin.
Intinya, secara umum melalui kegiatan peluncuran yang juga dihadiri panitia pemilihan kecamatan se-Kabupaten Polewali Mandar itu, terbaca sebagai upaya baik untuk memperkuat progran literasi dan sosialisasi KPU Polewali Mandar dalam pencocokan dan penelitian berbasis peta pemukiman.