TAYANG9-Diusia yang sudah menghampiri se-abad, banyak yang beranggapan jika pada usia itu akan sulit melakukan aktivitas seperti kala muda dulu. Kondisi fisik yang tak sekuat dulu serta daya indera yang turut menurun.
Pendengaran serta penglihatannya oleh para lanjut usia (lansia) adalah bagian indera yang umumnya cepat berdampak oleh usia mereka yang telah menginjak putaran waktu itu.
Begitupun yang dirasakan oleh Nenek Junaria, saat berkunjung dirumahnya pada Selasa (8/5), salah seorang warga di Dusun Tojangan Desa Pasiang Kecamatan Matakali Kabupaten Polman, yang merupakan janda dhuafa lansia yang telah berusia 70 tahun hidup dan tinggal di gubuk yang sudah tua.
Keseharian Nenek Junaria atau sering disapa dengan panggilan Kindo Kuru, sudah jauh berbeda dengan kegiatannya sewaktu sehat dan masih muda dulu. Nenek Junaria yang telah menetap di daerah Matakali sejak tahun 1983, dulunya adalah seorang pedagang kue tradisional yang dijajakan dipasar-pasar.
Dagangan Kue yang merupakan hasil olahan tangan sendiri dan beberapa warga yang mempercayakan kepadanya menitipkan kue untuk dijual. Dengan begitu, Nenek Junaria mampu menambah penghasilan keluarganya dan menghidupi 3 orang anaknya kala itu.
Kini diusia senjanya, Nenek Junaria sudah tak kuat untuk berjualan kue seperti dulu lagi, sebab kondisi kesehatan yang menurun memaksanya untuk berhenti dari pekerjaannya.
Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih, pepatah itu mungkin yang menggambarkan kondisi Nenek Junaria saat ini. Hatinya cukup sedih, lantaran sudah setahun ini penglihatannya makin memburuk. Dalam jarak sangat dekat dirinya masih mampu melihat, namun bergeser beberapa meter saja Nenek Junaria sudah tak mampu mengenal sosok atau benda yang ada dihadapannya.
“Mata’u andiangmo macoa bega me’ita ana’, bassa lao mua’ diattau diolo’u, angga’na bayangang mapute tappa lao peitao”. (Mata saya sudah tidak cukup baik untuk melihat, seperti ketika ada orang di depan saya, seperti hanya bayangan putih saja yang terlihat), jelas Nenek Junaria yang sesekali menyeka air matanya.
Khatamkan Al Quran Tiga Kali Sebulan
Diusia 70 tahun meski kulit di badan telah keriput, pandangan pada jarak yang jauh tak normal lagi, serta kondisi Nenek Junaria saat ini dalam kondisi sakit. Batuk yang kadang diikuti sesak nafas dan kedua kakinya yang sakit, terkadang tak mampu menahan berat badannya saat beraktifitas, sehingga memaksa dirinya hanya bisa berdiam diri saja di rumah.
Meski fisik Nenek Junaria tak sesehat dulu lagi, namun hal tersebut tersebut tak menurunkan semangatnya untuk melakukan hal hebat diusianya yang renta. Nenek Junaria lansia sangat rajin membaca Al Quran. Keseharian Nenek Junaria tak pernah luput untuk mengamalkan bacaan surah-surah Al Quran hingga khatam saat waktu luang di rumahnya di Dusun Tojangan Desa Pasiang. Dan dalam sebulan Nenek Junaria mampu mengkhatamkan Al Quran
2 sampai 3 kali di usianya yang sudah tua.
“Tuttu allo simata uhusahangi’i, mua’ diam bomi kesempatan ma’ala’a Al Quran ana’, nau bacai cappu wattu. Iya tomo simata ujama anna biasa upatamma inggannana penda’dua ato pettallu sisambulang” (Tiap hari saya usahakan, jika ada kesempatan saya mengambil Al Quran lalu membacanya untuk menghabiskan waktu. Itu yang selalu saya lakukan dan biasa saya mengkhatamkan Al Quran dua hingga tiga kali dalam sebulan), ungkapnya kepada Tayang9.
Diusianya yang telah menapak senja, Nenek Junaria tak berhenti untuk bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Sang Pencipta alam semesta. Dia hanya berharap dihari tuanya dapat melakukan hal-hal yang baik sebagai tabungan akhirat kelak serta diberi kesempatan untuk bisa membaca dan mengkhatamkan Al Quran.
Selain itu pula, dia mengutarakan keinginannya kepada pemerintah dan berbagai pihak dermawan agar rumah yang dia tinggali saat ini dapat diperbaiki, sebab kondisi bangunannya saat ini cukup memprihatinkan. Selain rangka dan bangunannya sudah lapuk, kondisinya pun sangat kumuh dan tidak kondusif sebagai tempat tinggal. Terlebih sebagai lansia yang memiliki kegemaran membaca dan mengkhatamkan Al Quran. (zul)