Hidupkan Kembali Fungsi PERHIPTANI di Daerah

MAJENE, TAYANG9 – Pasca gelaran Pra Penas 2022 yang dibuka langsung oleh Menteri Pertanian RI, H Syahrul Yasin Limpo, dilaksanakan di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan, menjadi ajang pertemuan bagi seluruh sektor pertanian seperti Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), termasuk juga bagi mereka yang tergabung dalam Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani).
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Majene, Ir Ahmad Rezki, MSi, yang ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan, dalam ajang Pra Penas tersebut, pertemuan Perhiptani dilangsungkan di ruang pola Bupati Maros dengan menghadirkan Ketua Umum DPP Perhiptani yang juga Gubernur Kaltim, Dr H Isran Noor.
“Banyak hal yang dibincangkan dalam pertemuan tersebut, termasuk beberapa kendala penyuluh di lapangan saat melaksanakan tugasnya. Diantaranya kebutuhan akses kendaraan bagi penyuluh yang memiliki jarak tugas yang jauh serta peningkatan kesejahteraan bagi penyuluh”, ungkap Ahmad Rezki saat ditemui di ruang Kepala Distanakbun, Senin (27/06).

Kabid Penyuluh Distanakbun Majene menjelaskan, bahwa tugas dari penyuluh Pertanian secara sederhana adalah memberikan edukasi kepada petani dengan pendekatan yang baik, memberikan pengetahuan dan cara – cara baru dalam budidaya tanaman. Sehingga petani dapat lebih diarahkan dalam usahataninya, serta peningkatan hasil dan dapat mengatasi kegagalan kegagalan usahatani yang sebelumnya.
“Dengan kegiatan penyuluhan, diharapkan para petani meningkatkan kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya bisa produktif, efisien dan menguntungkan. Agar harapan untuk meningkatkan kesejahteraanya bisa terwujud sebagai tujuan utama dari pembangunan pertanian”, jelas Ahmad Rezki
Dirinya melanjutkan, untuk organisasi Perhiptani khususnya di Kabupaten Majene saat ini perlu dihidupkan kembali peran dan fungsinya sebagai organisasi pendamping petani dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitias hasil pertanian.
” Selain organisasi Perhiptani yang dikembalikan perannya, para penyuluh pertanian pun juga harus bisa berubah pada pola atau metodenya. Para penyuluh mau tidak mau harus mampu menguasai teknologi, maupun penggunaan alat mesin otomatis serta berbasis digital hari ini,” kata Ahmad Rezki.
Dia menambahkan, jika penyuluh juga harus banyak berinteraksi dengan media massa ataupun media sosial karena derasnya arus informasi teknologi hari ini. Sehingga penyuluh dituntut untuk senantiasa meningkatkan SDM-nya guna mengikuti perkembangan zaman.
“Para penyuluh juga harus bisa menguasai teknologi informasi, sebab sudah banyak petani yang telah melek dengan teknologi internet. Bahkan di media informasi seperti youtube, para petani sudah bisa mengakses informasi terkait informasi yang dibutuhkan. Sehingga jangan sampai, petani lebih cerdas dari penyuluhnya sendiri”, tutupnya. (**)