BERITASTRAIGHT NEWS

Tiga Dosa Besar Pendidikan, Kini Menjadi Momok yang Kian Menakutkan

Dari Seminar Pendidikan Mahasiswa PPG Unasman di SMPN 1 Polewali

POLMAN, TAYANG9 – Tiga dosa besar yang menjadi momok pendidikan hari ini menjadi tema utama yang mengemuka dalam seminar mahasiswa pendidikan profesi guru (PPG) prajabatan gelombang kedua tahun 2023 lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman) yang dihelat di SMPN 1 Polewali, Selasa 20 Agustus 2024 lalu.

Sukma, salah satu dosen Unasman dalam materinya mengatakan, dosa besar pendidikan yang kini menjadi momok itu adalah, bullying, kekerasan seksual dan intoleransi.

“Ada tiga masalah besar yang kerap terjadi dalam dunia pendidikan di zaman ini. Yang kemudian ini yang disebut sebagai tiga dosa besar dalam dunia pendidikan kita,” ujar Sukma.

Dikatakannya, perundungan atau bullying merupakan tindakan agresif yang dilakukan secara berulang untuk menyakiti orang lain. Perundungan dapat terjadi secara fisik, verbal, atau emosional. Dampak perundungan terhadap korban bisa sangat serius, seperti depresi, kecemasan, dan bahkan bunuh diri.

Sementara itu, Dermawan dekan FKIP Unasman dalam kesempatan yang sama mengatakan, intoleransi merupakan sikap tidak menghormati perbedaan dan cenderung memaksakan kehendak kepada orang lain.

“Intoleransi di sekolah dapat memicu konflik dan perpecahan antar siswa, bahkan dapat berujung pada tindakan kekerasan. Sedangkan khusus untuk kasus perundungan dapat dicegah dengan berbagai cara, empat diantarnya yakni para peserta didik menujukkan prestasinya, membangun jalin pertemanan dengan banyak orang, serta selalu menumbuhkan rasa percaya diri dan jika juga terjadi maka, laporkan kepada pihak berwenang,” beber Dermawan.

Senada dengan Sukma dan Dermawan, Abdul Latif ketua program studi pendidikan PPKn FKIP Unasman yang juga tampil sebagai pemateri di kegiatan itu, dalam sesi tanya jawab mengatakan, perundungan sering terjadi karena adanya pelaku yang merasa paling hebat atau paling di atas dari si korban, sehingga menyebabkan perundungan terjadi.

“Makanya penting untuk mencegah perundungan atau bullying salah satu contohnya adalah dengan menunjukan prestasi dan membangun rasa percaya diri,” imbuh Latif dalam seminar yang mendapatkan antusiasme dari peserta didik kelas delapan itu.

Bahkan seminar yang bertema aktualisasi P5 dalam pendidikan yang berkualitas: menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan kondusif itu, tak pelak menuai apresiasi positif dari pendidik yang hadir dalam kegiatan itu.

“Ucapan terima kasih dan apresiasi yang kami tinggi pada kegiatan ini. Sungguh kegiatan ini menarik dan penting karena sangat kontekstual dengan kondisi pendidikan kita hari ini. Sekali lagi terima kasih,” tutur Ridwan salah satu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang juga hadir dalam kegiatan itu.


Sumber: release Kris Algifari Mahasiswa PPG Unasman

REDAKSI

Koran Online TAYANG9.COM - "Menulis Gagasan, Mencatat Peristiwa" Boyang Nol Pitu Berkat Pesona Polewali Sulbar. Email: sureltayang9@gmail.com Gawai: +62 852-5395-5557

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: