“Konon cerita nenek moyang masyarakat Mamasa beratus-ratus tahun yang lalu, Mamasa sebelum dihuni, dulunya merupakan sebuah danau yang sangat luas”
Oleh : Samuel Mesakaraeng
Editor : Sulhan Sammuane
Berwisata adalah salah satu cara paling pas untuk melepas stres akibat rutinitas dan pekerjaan yang menjemukan. Tidak perlu melancong jauh ke luar negeri untuk melepas penat, tidak harus menghabiskan uang di pusat-pusat perbelanjaan mahal, sebab Indonesia, khususnya di Sulawesi Barat (sulbar), juga punya banyak tempat menarik yang menunggu untuk segera dijelajahi.
Mulai dari wisata laut dan pantai, pegunungan, pulau, hutan, dan masih banyak lagi yang lainnya, semua bisa dengan mudah ditemukan di Sulbar. Nah, maka beruntunglah kita yang tinggal di daerah yang kaya akan alamnya, sebab untuk menikmati ciptaan Tuhan, dengan mudah kita bisa menemukannya.
Bicara soal tempat wisata, maka di Mamasa juga terdapa tempat wisata yang tidak kalah menarik, yang disebut sebut nyaris sama di Toraja, mulai dari situs sejarah, kuburan tua, permandian alam, air terjun dan baru baru ini di Sulbar, ditemukan tempat wisata yang hampir sama di Toraja yang hanya ada di Kabupaten Mamasa, yakni Negeri di Atas Awan, yang letaknya berbatasan anatara Kecamatan Balla dan Kecamatan Tanduk Kalua’.
Hanya saja Mamasa sedikit kalah dari Tanah Toraja, sebab di Toraja hampir sebagian besar tempat wisatanya sudah terkelolah dengan baik, sehingga menjadikan objek wisata sebagai pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup tinggi, di Mamasa tidak demikian, minimnya anggaran yang dialokasikan untuk objek wisata mengakibatkan sebagian besar tempat wisata di Mamasa nyaris terabaikan.
Sedikit gambaran letak geografis Kabupaten Mamasa, yakni Mamasa berada di bagian Timur Provinsi Sulbar, dapat dijangkau dengan dua akses alternatif, yaitu dari arah Mamuju-Tabulahan dengan jarak 93 kilo meter, waktu tempuh 4-5 jam alternatif kedua, dari arah Mamuju-Polewali Mandar-Mamasa, seikra 286 kilo meter dengan Jarak yang ditempuh 7-8 jam.
Secara umum, wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Mamasa berada di atas ketinggian antara 600 hingga tertinggi 3.000 meter dari permukaan air laut (MDPAL), berdasarkan data statistik. Jika dilihat letak geografis Kabupaten Mamasa, sudah tentu Mamasa berada di atas dataran tinggi, maka jangan cari letak pantai di Mamasa berada di sebelah mana? Sebab yang pasti, pantai berada dataran rendah.
Konon cerita nenek moyang masyarakat Mamasa beratus-ratus tahun yang lalu, Mamasa sebelum dihuni, dulunya merupakan sebuah danau yang sangat luas, untuk mengidentikkan hal itu, Kabupaten Mamasa disebut “Limbong Kalua” (kolam luas.red), deretan gunung dan bukit mengelilingi wilayah Kabupaten Mamasa, cukup menggambarkan bahwa mungkin benar Mamasa dulunya adalah danau.
Maka tak heran jika Mamasa kaya akan keindahan alamnya. Namun sayangnya, keindahan alam yang dimilikinya tidak terlalu menjanjikan untuk dinikmati sebab terkendala dengan akses jalan. Tetapi jangan berkecil hati, bagi anda yang suka melancong dengan tantangan ekstrime, nah, di Mamasalah tempatnya.
Ngomong-ngomong soal tempat wisata, di Mamasa terdapat salah satu objek wisata Air Terjun yang cukup menakjubkan, yaitu Sarambu Liawan, Air Terjun dalam Bahasa Mamasa disebut “Sarambu”. Sarambu Liawan berada di Kecamatan Sumarorong, sebelah barat Kabupaten Mamasa atau sebelah timur Kabupaten Polewali Mandar.
Untuk mengunjungi wisata ini, dari Kota Kabupaten Mamasa, cukup membutuhkan waktu 1 jam lebih, dengan jarak tempuh sejauh 50 Km. Jika anda dari luar wilayah Kabupaten Mamasa dari arah Kabupaten Polewali Mandar, maka tak perlu lagi ke Kota Mamasa, cukup berhenti di Kecamatan Sumarorong, berhubung Sumarorong berada di jalan poros Polewali-Mamasa, jaraknya hanya sekitar 45 Km dari Polewali.
Untuk sampai di lokasi air terjun, dari jalan poros dibutuhkan lagi perjalanan yang tidak terlalu jauh, hanya sekita 3 Km. Akses jalan yang menghubungkan dari jalan poros ke lokasi, hanya bisa dilalui dengan menggunakan sepeda motor. Namun bagi anda yang suka berjalan kaki, jangan cemas, sebab sepanjang jalan menuju lokasi, anda disuguhkan dengan pemandangan hamparan sawah dan gunung yang hijau.
Bagi anda yang senang berwisata bersama keluarga, jangan khawatir soal pengeluaran, tidak perlu mengeluarkan banyak uang, cukup mengeluarkan uang tiket bagi orang dewasa Rp. 7.000 dan anak-anak Rp. 5.000, anda sudah bisa menikmati keindahan alam sembari bersantai ria.
Sarambu Liawan memiliki dua tingkat air terjun, dengan ketinggian kurang lebih 70 Meter, memiliki kolam seluas kurang lebih 50 Meter persegi, dari situ anda bisa menikmati kejernihan air pegunungan. Selain air terjun, wisatawan juga bisa bertamasya di bawah pohon yang rindang sembari menikmati kopi asli Mamasa yang disediakan pengelolanya. Tak hanya itu, hal yang paling menarik di lokasi ini terdapat sebuah rumah yang dibangun di atas pohon, andapun bisa mengabadikan momen bahagia anda di situ.
Sarambu Liawan sangat cocok untuk bertamasya bersama keluarga, sebab memiliki pelataran yang luas, dimana wisatawan dapat mendirikan tenda bersama keluarga jika berniat untuk menginap. Tetapi tidak usah repot, bagi yang ingin menikmati liburan akhir pekan, anda bisa menikmatinya dengan menyewah beberapa vila yang sudah sediakan. Harganyapun cukup terjangkau, mulai dari Rp. 100.000 hingga Rp. 150.000 permalamnya.
Sejak dikelolah dengan baik oleh dinas pariwisata Kabupaten Mamasa diawal tahun 2018 lalu, objek wisata ini mulai menjadi tujuan wisatawan domestik maupun manca negara tiap akhir pekan. Rata-rata pengunjung tiap bulannya mencapai angka 100 hingga 200 orang pengunjung.
“Pengunjungnya tidak menentu, kadang 100 sampai 200 orang, biasanya yang ramai itu kalau akhir pekan, Sabtu dan Minggu,” kata Adel salah seorang pengelola Sarambu Liawan saat dikunjungi Sabtu 12 Januari.
Meski belum diresmikan sebagai destinasi wisata andalan di Kabupaten Mamasa, objek wisata ini sudah mulai ramai dikunjungi. Diwacanakan, selain wisata alam, di Liawan juga akan disediakan wisata kuliner dan oleh-oleh khas Mamasa, seperti miniatur rumah adat dan hasil kerajinan tangan lainnya yang tidak terlepas dari budaya Mamasa.
“Sudah ada tempatnya yang sudah di bangun cuman belum terisi karena belum juga diresmikan, nantinya itu ada wisata kuliner dan oleh-oleh khas Mamasa sebagai cindera mata yang disediakan di lokasi ini,” tutur Adel. (sam)
So.. Tunggu apa lagi.. Ayo ke Mamasa…!!!