Sejumlah Aktivis dari Berbagai Latar Diskusikan Lingkungan dan Bencana Banjir Sumatera
Ikhsan Welly: Saung Bambu Lutang Majene Siap Fasilitasi Aktivis juga Pelaku UKM dan IKM

MAJENE, TAYANG9 – Sejumlah aktivis dari berbagai latar belakang dan wilayah gerakan duduk satu meja diskusikan lingkungan dan bencana ekologis di Saung Bambu Lutang Majene, Sabtu 06 Desember 2025.
Ikhsan Welly aktivis lingkungan hidup Sulawesi Barat yang juga mantan direktur eksekutif daerah WALHI Sulawesi Barat penggagas diskusi dalam forum diskusi lintas lembaga itu mengatakan, diskusi dimaksudkan untuk menyatukan persepsi dan langkah bersama, utamanya dalam merespon sejumlah bencana di sejumlah provinsi di pulau Sumatera juga terkait dengan tata kelola lingkugan di Sulawesi Barat.
“Diskusi ini penting artinya bagi kita semua untuk menyatukan dan mewadahi kegelisahan bersama kita. Utamanya terkait dengan bencana Sumatera. Hemat kami penting ada gerakan bersama yang terkoordinir baik dari para aktivis di Sulawesi Barat sebagai bentuk panggilan kemanusiaan kita,” tutur Ikhsan Welly yang juga adalah pemilik Saung Bambu Lutang Majene itu.
Dihadapan para peserta diskusi, Ikhsan Welly mengajak para aktivis dari berbagai lembaga dan latar belakang, untuk menyatu dan berkontribusi dalam duka kemanusiaan yang menimpa warga Pulau Sumatera.
“Salah satu yang bisa dan memungkinkan kita lakukan adalah dengan malakukan koordinasi intensif dan tanggap cepat. Dan untuk itu, Saung Bambu Lutang Majene ini, bisa menjadi posko bersama kita untuk mengumpulkan donasi yang akan kita himpun dan kita salurkan secara transparan,” ujarnya.
Madi salah satu aktivis lingkungan dan juga bergiat di WALHI Sulawesi Barat mengatakan, selain donasi berupa uang, juga bisa kita kumpulkan donasi dalam bentuk pakaian alat dan bahan serta barang-barag yang sudah tersortir dengan baik.
“Selain donasi dalam bentuk uang melalui rekening open donasi, pakaian alat dan bahan serta barang-barang juga boleh kita kumpulkan dan kita salurkan, hanya saja untuk pakaian misalnya kita harus pastikan telah kita sortir dengan baik tingkat kelayakannya, termasuk updating kebutuhan dari waktu ke waktu di lokasi bencana. Hal ini penting agar bantuan yang akan kita salurkan nanti berkesesuaian dengan kebutuhan saudara kita di lokasi bencana,” ujar Madi.
Senada dengan Madi, Ramli Rusli juga salah satu aktivis yang lebih banyak bergiat dalam bidang seni budaya juga menyampaikan harapannya, kiranya bantuan donasi dalam berbagai bentuk sungguh-sungguh tersalur dengan baik.
“Penting kita segera bergerak bersama dengan membangun koalisi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, dan hal yang amat penting adalah proses tata kelola bantuannya, selain harus tersalur dengan baik juga terpertanggung jawabkan dengan benar dan memenuhi standar transparansi pengelolaannya,” ujar Ramli Rusli yang juga merupakan salah satu seniman Sulawesi Barat ini.
Dalam kesempatan itu, Ikhsan Welly juga menyinggung keberadaan Saung Bambu Lutang Majene, agar kelak menjadi ruang bersama bagi aktivis yang ada di Sulawesi Barat.
“Ini adalah ruang bersama kita yang bisa mawadahi para aktivis dan berbagai lembaga dan komunitas lainnya. Hendaknya, Saung Bambu Lutang Majene ini kita jadikan wadah kreatif dan ruang mendiskusikan berbagai telaah kritis kita atas kebijakan baik skala nasiona, regional bahkan lokal,” beber Ikhsan Welly.
Lebih lanjut dikatakannya, Saung Bambu Lutang Majene juga ke depan akan disiapkan menjadi ruang display bagi produksi usaha kecil menengah (UKM) dan industri kecil menengah (IKM) bagi warga dalam membangun akses pasar dan jaringan.
“Intinya adalah, kita ingin tetap berbagi kegelisahan dan langkah-langkah baik untuk mendorong pemberdayaan masyarakat Sulawesi Barat. Dan Saung Bambu Lutang Majene, jika kita bersepakat, siap untuk mempasilitasi itu semua,” kunci Ikhsan Welly.




