BERITASTRAIGHT NEWS

MUI se-Polman dilantik, Ulama Diminta Antisipatif Hadapi Tantangan Zaman

MUI 16 Kecamatan Dilantik Langsung Oleh K.H. Abd. Syahid Rasyid

POLMAN, TAYANG9 — Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat kecamatan se-Kabupaten Polewali Mandar masa khidmat 2024–2029 dikukuhkan. Acara pengkuhan digelar di Aula Rujab Bupati, Kamis 20 November 2025.

Dalam pengkuhan itu, acara juga dirangkaikan dengan pelaksanaan Bahtsul Masail yang menghadirkan beberapa Ulama dan santri serta diikuti pengurus MUI 16 kecamatan, Binuang, Polewali, Anreapi, Matakali, Tapango, Matannga, Wonomulyo, Mapilli, Bulo, Luyo, Tutar, Campalagian, Balanipa, Tinambung, limboro dan Alu.

Dalam sambutannya, Bupati Polman, H. Samsul Mahmud, menekankan pentingnya peran ulama dalam mempercepat penyampaian nilai-nilai keagamaan kepada masyarakat. Menurutnya, pemerintah daerah memberi ruang seluas-luasnya bagi MUI dan tokoh agama untuk penguatan moral dan kesadaran publik.

“Polman masih menghadapi berbagai persoalan sosial. Peran tokoh agama sangat dibutuhkan, bukan hanya sebagai penjaga nilai moral, tetapi juga penggerak kesadaran masyarakat,” ujar Samsul Mahmud.

Dia berharap pengukuhan tersebut menjadi momentum memperkuat kolaborasi pemerintah, ulama, dan masyarakat dalam membangun kehidupan sosial yang religius, harmonis, dan responsif terhadap tantangan zaman.

Senada dengan itu, Ketua MUI Kabupaten Polman, K.H. Abdul Syahid Rasyid, menegaskan bahwa MUI memikul amanah besar di tengah percepatan perubahan zaman. Selain menjaga akidah umat, MUI juga harus tampil sebagai penuntun moral dan pemberi arah dalam kehidupan masyarakat yang semakin kompleks.

“Arus informasi tidak mungkin dibendung. Jika tidak mampu mengendalikan, maka kita akan terbawa arus,” ujarnya.

Ia juga menyoroti maraknya pemahaman baru, pergeseran nilai, serta kecenderungan masyarakat mempertanyakan berbagai hal. Karena itu, MUI dituntut bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat hingga ke lapisan terbawah.

“Fatwa MUI tidak bisa hanya bersifat reaktif. Ia harus antisipatif, inovatif, dan solutif,” kata Abdul Syahid.

Sementara itu, Haris Nawawi menjelaskan GBBAQ salah satu program kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat. Melalui kecamatan pada Ka KUA dengan camat menetapkan satu desa sebagai Kampung GBBAQ, dilaksanakan oleh guru ngaji, majelis taklim & penyuluh Agama Islam.

“Harapannya, terwujudnya kampung bebas buta aksara Al-Qur’an disetiap kecamatan. Meningkatkan kemampuan baca al-Qur’an peserta didik,” ujar Kasi Bimas Islam Kemenag Polman***

“Serta terciptanya budaya literasi Al-Qur’an di sekolah, guru lebih kompoten, siswa lebih cepat menguasai keterampilan baca Al-Qur’an,” pungkas dalam acara yang juga dirangkaikan dengan penandatanganan nota kesepakatan Gerakan Buta Baca Aksara Al-Qur’an (GBBAQ) oleh Kemenag Polman diwakili H. Abd. Haris Nawawi bersama Bupati Polewali Mandar, H. Samsul Mahmud sebagai komitmen memperluas akses literasi Al-Qur’an hingga ke tingkat desa.

FARHAM RAHMAT

Alumnus Hukum IAI Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta Timur dan Pascasarjana UIN Alauddin Makassar. selain aktif sebagai blogger juga aktif dalam pengembangan skill bahasa Inggris dan Arab serta serius nyantri di Majelis Sholawat Simpang M. Ketua Zain Office ini juga dipercaya sebagai editor di media katalogika.com, serta tercatat sebagai pemuda pelopor literasi digital Polewali Mandar

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: