MALAM merambat pelan tidak jauh dari jembatan perbatasan Desa Galung Tulu Kecamatan Balanipa. Berada di jalur utama jalan poros Polewali-Majene, sejumlah warga mulai berdatangan. Tak sedikit pula diantara mereka tampak para Calon Legislatif (Caleg) kabupaten maupun provinsi.
Sedang dibeberapa sudut halaman Kantor Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Balanipa itu kesibukanpun mulai tampak. Ada yang sibuk mempersilahkan para tamu peserta untuk menempati sejumlah kursi yang telah disediakan oleh penyelenggara kegiatan. Tidak sedikit pula yang tampak membenahi tamplak meja, layar proyektor, kudapan dan minuman yang diperuntukkan bagi peserta.
Adalah acara sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif yang hendak digelar. Sejurus kemudian, sekitar pukul 20.49 wita, Suaib dari divisi penyelesaian sengketa Bawaslu Polman mulai mengambil mic tanpa kabel.
Acara kemudian dinyatakan dimulai. Lagu Indonesia Raya dan mars Bawaslu ciptaan Gunawan Siswantoro, Sekjen Bawaslu RI pelan mengalun dari bibir puluhan peserta yang berdiri dan berada dalam hitungan meter dari pinggir jalan poros itu.
Menariknya acara yang dibesut oleh Panwascam Balanipa, pada Rabu 17 Oktber malam itu kemudian berlangsung dalam suasana akrab dan penuh dengan aroma persaudaraan. Dan kehadiran sejumlah tokoh masyarakat, pemuda, seniman dan budayawan serta sejumlah caleg-pun menawarkan atmosfere lain dari diskusi yang dilangsungkan hingga tengah malam itu.
Dalam pengantarnya, Saifuddin Ketua Bawaslu Polman mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan oleh Panwascam Balanipa itu meruapakan ikhtiar membangun demokrasi.
“Ini merupakan tanggung jawab kita bersama dalam membangun demokrasi kita. Terlebih kampanye merupakan agenda bangsa yang harus kita sukseskan secara bersama. Tentu saja dengan melibatkan semua warga negara,” bebernya.
Sementara itu, Arham Syah Kordiv Penindakan Pelanggaran Bawaslu Polman dalam kesempatan yang sama mengatakan, pada awalnya, gagasan kegiatan itu merupakan permintaan para ketua dan pengurus partai yang hadir saat Bawaslu Polman menggelar acara di salah satu hotel di Polewali beberapa waktu yang lalu.
“Kegiatan ini merupakan permintaan partai, agar para caleg juga mendapatkan pemahaman yang sama dengan para ketua atau pengurus partai yang memang sudah biasa disasar program Bawaslu di tingkat kabupaten,” ujar Arham.
Senada dengan Saifuddin dan Arham, Usman Kordiv hukum, data dan informasi Bawaslu Polman menjelaskan, membangun demokrasi idealnya memang dimulai dari para caleg.
“Harapan baik membangun demokrasi bagus memang dimulai dari para caleg. Dimana kebaikan harus dimunculkan dari para caleg kita. Dan kini, kita telah tiba di tahapan-tahapan krusial, dimana semua tahapan akan kami awasi,” beber Usman.
Lebih lanjut dikatakan Usman, pihaknya berharap para caleg dalam berkompetisi di Pemilu 2019 mendatang itu memperhatikan hal-hal yang dilarang dan diperbolehkan.
“Saya tekankan para caleg harus memperhatikan hal-hal yang dilarang terutama penggunaan pasilitas negara dan pelibatan pns dan para kepala serta aparat desa,” ujarnya.
Selain unsur pimpinan Bawaslu Polman, Camat Balanipa Arifin Halim saat diberi kesempatan oleh Suiab untuk menyampaikan apresiasinya atas kegiatan itu mengatakan, kegiatan yang digelar pertama dengan melibatkan para caleg dan berbagai segmen masyarakat itu sudah tepat dan sudah seharusnya, mengingat Balanipa adalah pusat peradaban Mandar.
“Balanipa pantas yang pertama menggelar kegiatan dengan melibatkan para caleg ini, karena disini segala pusat, termasuk pusat peradaban Mandar,” urai Arifin.
Alhasil acara itu kemudian tampak sangat alot, walau hanya membuka dua sesi respon dari peserta. Itu cukup terbaca dari antusiasme para peserta dan hingga pukul 23.30 wita masih juga bertahan mengikuti kegiatan yang diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan bersama para caleg dan sejumlah pihak.
Bahkan kendati acara telah dinyatakan selesai, para peserta bersama unsur pimpinan Bawaslu Polman dan unsur pimpinan Panwascam Balanipa masih betah bertahan. Pelan hujan turun mengguyur Balanipa hingga dini hari.
Dari acara itu terbaca baik, betapa sejumlah caleg sungguh juga tengah berpikir baik dan hendak memperlakukan pesta demokrasi 2019 ke depan sebagai momentum untuk meletakkan hukum dan peraturan perundang-perundangan sebagai panglima.[**]