CARITA KACO

  • Apr- 2022 -
    9 April

    PUASA KACO 07

    Belajar meneguhkan diri sebagai warga yang taat pada ketetapan pameretta banuanna, Kaco yang siang itu bertugas jadi muazzin akhirnya memilih memanjat manara masigi yang juga jadi sarang burung walet untuk mengumandangkan adzan tanpa menggunakan mic dan loodspeaker. Namun naas begitu tiba di puncak manara, dirinya diserang burung walet. Kaco panik, terpelesat dan timbassa. Beruntung Kaco mendarat di kollang masigi. Kaco…

    Read More »
  • 8 April

    PUASA KACO 06

    Cicci yang bangunkan Kaco saat masigi sudah mattarahing suwu, membuat Kaco kebingungan untuk mendahulukan sahur ande maringing, kopi ataukah rokok atau kande-kande sisa buka magrib tadi. Dalam kebingungan Kaco kepada Cicci mengatakan, “namala tiapa tia digasa’ nasang di’e apa-apae, pole’ sikolli sikawulla’ai diong diwaro.” mendengar itu Cicci mecawa tumming dan mengatakan, “iyamo tu’u iting mua’ sangga’ tindo mupasilolongano.”

    Read More »
  • 7 April

    PUASA KACO 05

    Doa Kaco dan Cicci, ya Allah lindungi elor dan diri kami, keluarga kami sammuane siola sambaine kami dari godaan histori wa dan status facebook yang memposting minuman segar, bau tappi’, ombang tunu dan kopi serta manyang mammis. Karena sungguh tak kuat kami amme’-amme’ di siang hari yang mara’e ini ya Allah

    Read More »
  • 6 April

    KACO PUASA 04

    Kaco TKO dan sukses membuat buku utti’na poporette’ setelah dirinya menjadi makmum sholat isya, tarawe dan witir hingga pukul empat subuh jelang sahur. Cicci yang juga ikut menjadi makmum hanya ketawa melihat Kaco ma’uri pulokko’na saat sahur subuh itu. Tapi dalam hati, keduanya ada rasa syukur yang tiada tara, karena telah sukses pula menyelesaikan sholat taraweh 30 rakaat dan menamatkan…

    Read More »
  • 5 April

    PUASA KACO 03

    Bolehkah membunuh di bulan Ramadan? Tanya Kaco kepada Cicci malam itu seusai tarwih. Berlagak seperti ustadzah, Cicci lalu menjawab, jangankan Ramadan, di luar bulan Ramadan saja dilarang membunuh. Mendengar itu Kaco bingung, bagaimana dengan membunuh nafsu dan membunuh ikan Cicci? Mendengar itu Cicci diam.

    Read More »
  • 4 April

    PUASA KACO 02

    Sepulang dari Mandalika menonton balapan motor, Kaco akhirnya terobsesi untuk menjadi pembalap dan jadilah masjid dijadikan arena balapan saat dirinya tipassa untuk menjadi imam shalat tarwih. Namun celaka, lipa’ paleka’ yang dikenakan tikolli di sajadah dan membuat Kaco tumballe’. Cicci yang mendengar itu hanya berdoa semoga Kaco hanya cedera ringan dan  tak harus geger otak dan membuat pa’banua ikut geger…

    Read More »
  • 3 April

    PUASA KACO 01

    Mettama di bulang paccing puasangan 1443 H, Kaco dan Cicci sama-sama mappepaccing. Namun sungguh ia bingung cara membersihkan sampah yang sudah terlalu menumpuk diolo woyanna. Puasa pertama Kaco dan Cicci hanya bisa kau-kau ulu.

    Read More »
  • Mei- 2021 -
    13 Mei

    ALLO PALLAPPASANG

    Kaco kacele, begitu membuka balle’ bisikoi’ yang berisi pipang buatan Cicci. Tapi Kaco tidak lantas membuat konten, histori, status dan kicauan di akunnya agar viral. Karena baginya, yang penting disyukuri, adalah lebaran kembali bersamaan bagi kaum pecinta pipang pun kaum penikmat bisikoi’. Berdua Kaco dan Cicci memohon maaf lahir dan batin termasuk kepada pejalan dari ibu rantau menuju surga ibu…

    Read More »
  • 12 Mei

    BONGI PALLAPPASANG

    Kaco sumangi’ karena puasanya adalah puasa sappolong. Cicci juga sumangi karena puasanya bersama cai’ anna mappepelluttus pegaru wassi siola tulilling. Manu’nya juga sumangi, sesaat sebelum kowi’ lappe mendekati lehernya. Sangi’ bongi pallappasang silappo diaya dinawang dengan takbir dan tahmid. Atupe’ re’de dan panggarrusan loppa’ mellosor di atas bayu baru.

    Read More »
  • 11 Mei

    PUASA KACO 30

    Satu dua pembatas kappung terlalui, Kaco dan Cicci lolos dan masih bergerak di atas saiyyang balibinna, menuju sekat ketiga. Nahas, petugas mengepungnya. Kaco dan Cicci gagal melewati pembatas ketiga, ia terjebak dan bingung tidak tahu akan berbalik dan melanjutkan kemana. Kaco dan Cicci persis seperti manu’ terkepung di dalam rambang.

    Read More »
  • 10 Mei

    PUASA KACO 29

    Kaco kepada Cicci yang ngotot ingin mudik melawan arah menuju kota, mencoba meyakinkan dengan mengutip kata-kata almarhum kama’na dulu, “biarlah kita hidup makkasi-asi tetapi tetap bersama tinggal di kappung, karena di kota mai’dimi to kalasi, borro, siola nao’lo’i loso-losong. Mendengar itu, Cicci lalu menimpali sambil mecawa pawelle, “innai amo tia kalasi, borro siola naolo’i loso-song”. Mendengar jawaban Cicci, Kaco nasappai…

    Read More »
  • 9 Mei

    PUASA KACO 28

    Saatnya kappung, santai dan jual mahal. Setelah sekian lama kappung dianggap sebelah mata dipandang kampungan dan dinilai hanya berisi irri-irris, ande beke, titi balang, surati, undungan dan tulumene’. Kini kappung menggemaskan dan dirindukan oleh orang-orang kota di balik sekat pamaretta. “Garriao”, begitu kalimat Kaco kepada Cicci saat keduanya sedang sibuk mattimbarri anjoro dan ma’issi atupe siola buras.

    Read More »
Back to top button