Aksi Nyata untuk Bumi: Mapala Unasman Hijaukan Hutan Lindung di Tutar
Sebagai Dukungan Program Nasional FOLU Net Sink 2030

POLMAN, TAYANG9 — Komitmen terhadap pelestarian lingkungan kembali dibuktikan oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman) melalui kegiatan Penghijauan Kawasan Hutan Lindung di Dusun Seppong, Desa Piriang Tapiko, Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar.
Kegiatan yang dihelat sejak 15 hingga 17 Oktober 2025 ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program nasional FOLU Net Sink 2030, yang menargetkan sektor kehutanan Indonesia menjadi penyerap karbon bersih pada tahun 2030.
Dengan menggandeng Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kelompok Tani, Pemerintah Desa Piriang Tapiko, hingga masyarakat lokal, kegiatan ini menjadi simbol kolaborasi multipihak dalam menjaga kelestarian hutan.
Turut hadir pula perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Polewali Mandar, yang memberikan dukungan teknis dan moril dalam pelaksanaan.
Tanam Pohon, Rawat Kehidupan
Aksi penghijauan ini menyasar pemulihan ekosistem hutan, pengurangan laju deforestasi, serta pelindungan sumber air dan kestabilan tanah di kawasan rawan degradasi. Jenis pohon utama yang ditanam antara lain mahoni dan nangka.
Bibit nangka disediakan oleh Dinas TPHP Provinsi Sulawesi Barat dan UPTD BBTPH, sebagai bentuk sinergi dalam memperkuat fungsi hutan sebagai paru-paru dunia dan penyangga kehidupan.
Kegiatan ini mendapatkan sambutan hangat dari seluruh elemen masyarakat. Hadir dan ikut berpartisipasi di antaranya tokoh adat, tokoh masyarakat, kelompok pemuda, Karang Taruna, Kelompok Tani Desa Piriang Tapiko, serta siswa-siswi SMP Negeri Satap Piriang Tapiko.
Semangat gotong royong dan antusiasme terlihat jelas saat mereka bersama-sama menanam bibit pohon di tanah yang diharapkan akan menjadi lebih hijau dan lestari.
Pesan untuk Masa Depan
Ashabul Kahpi, penanggung jawab kegiatan dari Mapala Unasman, menegaskan bahwa partisipasi aktif masyarakat lokal adalah kunci keberhasilan program FOLU Net Sink.
“Keterlibatan masyarakat menjadi fondasi penting dalam menjaga keberlanjutan penghijauan, agar manfaatnya tidak hanya dirasakan hari ini, tapi juga oleh generasi yang akan datang,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Piriang Tapiko menyampaikan apresiasi mendalam kepada semua pihak yang telah mendukung. Ia menekankan pentingnya tindak lanjut pasca-penanaman.
“Kegiatan ini bukan sekadar menanam pohon. Yang lebih penting adalah merawatnya hingga tumbuh besar. Menanam hari ini berarti menanam sumber kehidupan untuk masa depan,” ungkapnya.
Dengan suksesnya kegiatan Mapala Unasaman itu, Desa Piriang Tapiko diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam aksi nyata pelestarian lingkungan.
Penghijauan bukan hanya tentang menanam, tapi tentang membangun kesadaran kolektif bahwa hutan adalah warisan alam yang tak ternilai dan wajib dijaga bersama.
Sumber: Release Mapala Unasman




