Idham Arsyad: Pemberdayaan Masyarakat Adalah Kunci Menjaga Demokrasi dan Kesejahteraan di Era Disrupsi Global

POLMAN, TAYANG9 – Pemberdayaan Masyarakat Adalah Kunci Menjaga Demokrasi dan Kesejahteraan di Era Disrupsi Global, begitu yang disampaikan Idham Arsyad Tenaga Ahli Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, saat menjadi nara sumber pada seminar nasional dan Call for Paper yang dihelat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan (FISIP) Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman), Sabtu 11 Oktober 2025 secara hibrid.
Idham Arsyad dalam materinya yang bertema Pemberdayaan Masyarakat dalam Memperkuat Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial di Tengah Disrupsi Global itu, menekankan tantangan disrupsi digital dan globalisasi saat ini tidak hanya mengubah pola ekonomi, tetapi juga memengaruhi sistem sosial, politik, dan demokrasi di tingkat akar rumput.
“Keadilan dan kesejahteraan tidak akan tercapai tanpa masyarakat yang berdaya. Demokrasi harus dihidupkan bukan hanya lewat institusi politik, tetapi melalui partisipasi aktif masyarakat yang sadar akan perannya dalam pembangunan,” ujarnya.
Juga disampaikan olehnya, pentingnya pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal dan penguatan nilai gotong royong sebagai ciri khas sosial Indonesia yang perlu dijaga di tengah derasnya arus individualisme global.
Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran kritis, menanamkan nilai keadilan sosial, dan memperkuat etika demokrasi.
“Disrupsi global tidak boleh membuat kita kehilangan akar kebangsaan. Perguruan tinggi harus menjadi motor penggerak literasi sosial dan moral agar demokrasi kita tetap berpihak pada kemanusiaan,” tambah Idham Arsyad.
Selain Idham Arsyad, seminar nasional ini juga menghadirkan lima nara sumber lainnya dari berbagai institusi, yakni Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Universitas Muhammadiyah Sidrap, dan Unasman, serta sejumlah pemakalah yang mempresentasikan hasil penelitian terkait demokrasi, hukum, dan pembangunan sosial.
Kegiatan diikuti ratusan peserta, terdiri dari mahasiswa, dosen, dan praktisi dari berbagai daerah di Indonesia. Antusiasme peserta terlihat aktif pada sesi diskusi dan tanya jawab yang menyoroti relevansi demokrasi dan keadilan sosial di tengah tantangan teknologi dan globalisasi.
Sumber: Release FISIP Unasman
 
				 
					
 
						




