Pj Bupati Mamasa Terangkan Hakikat Kematian
Dr. Muhammad Zain Terangkan Hakikat Kematian Saat Beri Takziah di Rumah Almarhum Asfar Nuryadin
![](https://i0.wp.com/www.tayang9.com/wp-content/uploads/2024/12/IMG-20241205-WA0006-scaled.jpg?resize=780%2C470&ssl=1)
POLEWALI, TAYANG9 – Penjabat Bupati Mamasa, Dr. M Zain sampaikan belasungkawa dan dukacitanya kepada keluarga almarhum Kepala Dinas PTSP Kabupaten Mamasa, Asfar Nuryadin.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Pj Bupati Mamasa saat memberi takziyah di kediaman almarhum, beralamat di Koppe’ Kelurahan Darma, Kecamatan Polewali, Polewali Mandar, Rabu (4/12/2024).
Dalam takziahnya, Pj Bupati juga memaparkan hakikat kematian, jenis-jenis kematian dan hakikat kehidupan abadi (life after death) kehidupan di akhirat.
“Hari ini kita menyaksikan saudara kita menghadapi keharibaan Tuhan Yang Kuasa, Inna lillahi wa Inna ilaihi Raji’un. Kita adalah milik Tuhan, dan akan kembali ke pangkuan-Nya,” kata Zain.
Dia mengutip Emha Ainun Najib (Cak Nun), bahwa kematian ada tiga jenis. Pertama, kematian yang ditakdirkan oleh Tuhan, tidak bisa dimajukan juga tidak bisa diundur. Idza Ja’a Ajaluhum.
“Jenis kematian kedua adalah kematian yang diizinkan oleh Tuhan, awalnya mengidap penyakit tertentu, sehingga mengakibatkan kematian. Ketiga, kematian yang dibiarkan oleh Tuhan, contohnya orang yang bunuh diri,” tambahnya.
Hakikat kematian, lanjut Zain, adalah life after death, kehidupan abadi. Banyak orang takut mati, karena tidak memahami hakikat kematian. Sementara Ulama Sufi justru merindukan kematian. Detik-detik maut menjemput Jalaluddin Rumi, justru merayakan ibarat pesta pernikahan.
“Kematian menurut para Sufi adalah penyatuan antara hamba dan Tuhan, al Nas kulluhum niyamun, wa idza maatu qad intabahu. Semua manusia di dunia ini dalam keadaan tertidur, nanti setelah kematiannya baru terbangun. Tersingkap kehidupan yang sebenarnya,” imbuh Zain.
Lebih lanjut, Zain menerangkan, kehidupan setelah kematian adalah hidup yang sebenarnya. Sesungguhnya kehidupan dunia hanya 1 jam setengah. 1 hari di akhirat seperti 1.000 tahun di dunia. Waktu singkat ini digunakan untuk beramal saleh.
“Fase kehidupan manusia, dimulai dari alam ruh ke alam rahim, lanjut ke alam dunia, terus ke alam kubur dan berakhir di alam akhirat. Saat manusia lahir, kita menyaksikan dunia yang begitu luas. Begitupun setelah kematian, kehidupan akhirat jauh lebih luas dan lebih besar,” pungkasnya.
Akhir takziah, Zain berdo’a semoga semuanya dianugerahi cinta dari Sang Maha Cinta untuk berbuat kebajikan, berbuat amal saleh sebagai bekal pada perjalanan selanjutnya. Ia juga berdo’a semoga almarhum tenang dan diterima disisi-Nya.