BERITASTRAIGHT NEWS

Tekan Tingginya Angka Stunting Sulbar, PKH Polman Gencar Gelar Pertemuan

Pertemuan Dimaksudkan untuk Pencegahan dan Penanganan Stunting

POLMAN, TAYANG9 – Menyusul tingginya angka stunting Sulawesi Barat yang berada diperingkat kedua tertinggi nasional membuat pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Polewali Mandar secara intensif menggelar pertemuan, pencegahan dan penanganan stunting.

Kordinator Kabupaten PKH Polman Rudi Hartono kepada koran online ini, Jumat 22 Juli 2022 mengatakan, pertemuan peningkatan kemampuan keluarga P2K2 yang berbasis kelompok penerima manfaat (KPM) yang dilaksanakan rutin dimaksudkan sebagai bagian dari peningkatan intensitas pendamping PKH di seluruh desa yang ada di Polman.

“Kami monitoring hampir setiap hari pertemuan P2K2, saya ucapkan terima kasih kepada semua pendamping PKH atas dedikasinya yang secara massif mengedukasi KPM PKH dalam hal pencegahan dan penanganan stunting,” ujarnya.

Melalui pertemuan P2K2 itu, masih menurut Rudi, materi yang disampaikan diantaranya adalah pemenuhan kesejahteraan ibu hamil juga ibu menyusui dan balita, pemberian stimulasi anak sejak dini dan lain sebagainya.

“Agar lebih menarik materi diselingi dengan permainan games, disksusi kelompok, berbagai pengalaman dan yel-yel,” tambah rudi.

 

Sementara itu, H. Azwar Yasin selaku Kepala Dinas Sosial Polman juga kepada media mengatakan, pihaknya berpesan kepada para pendamping agar terus semangat mensosialisasikan pentingnya pencegahan dan penaganan stunting.

“Tentuanya, kami percaya kepada pendamping PKH untuk senantiasa melaksanakan P2K2 sebagai tugas pokok yang harus dilaksanakan, pendamping PKH harus membuktikan bahwa mereka sudah dilatih untuk kemudian mengedukasi KPM tentang stunting itu sendiri,” tutup Azwar Yasin.

Patut diketahui, data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan, Provinsi Sulawesi Barat berada di angka 33,8 menempati peringkat kedua tertinggi nasional.

Sedangkan stunting sebagaimana diketahui merupkan kondisi anak yang memiliki tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya. Yang disebabkan oleh kekuragan gizi baik saat hamil dan menyusui, kurang gizi pada balita dan anak, kurang imunisasi, serta tidak adanya stimulasi atau rangsangan orang tua kepada anak.

Karena itu, menurut Rudi Hartono harus menjadi perhatian semua pihak di Sulawesi Barat, “bagaimana agar kita semua terlibat aktif menekan angka stunting bisa turun. Tak terkecuali para pendamping PKH yang gencar turun ke desa-desa dengan mengusung tema besarnya pencegahan dan penanganan stunting”.

Sementara pendamping PKH tersebar di semua desa. Karenanya penting, masih menurut Rudi Hartono, berposisi dan bertindak dalam mengedukasi pencegahan dan penangan stunting sampai ke ibu rumah tangga.

Utamanya melalui pertemuan ibu-ibu KPM PKH diajak untuk menyadari pentingnya mereka terlibat aktif serta mengajak keluarga, masyarakat mencegah dan menangani stunting.

SUDIANTO MAHMUD

Penggiat kajian sosial, pendidikan dan keislaman juga aktif menulis dan bergiat di sejumlah kelembagaan yang berbasis agama, kebangsaan dan pencerahan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: