Categories: GAGASANOPINI

Catatan Penting Proses Pungut Hitung

MIRIS pula menyedihkan. Begitulah, dua diksi atau kata yang rasanya bisa mewakili posisi para pekerja di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS). Betapa tidak, disatu sisi, mereka yang bekerja untuk mendapatkan rupiah itu, sedang disisi yang lainnya, jiwa dan raganya-pun terkadang dengan terpaksa harus dipertaruhkan. Kadang pula, justru cemoohan dan sedikit makian serta ancaman-lah yang mereka dapatkan.

Tentu mereka sadar betul, meski tak sebanding dengan uang honor atau gaji yang mereka peroleh, namun mereka tetap rela melakukan pekerjaan itu. Sebagai pengabdian paling nyata bagi negara dan bangsa Indonesia yang mereka dan kita cintai ini.

Tetapi, tahukah kita, kenapa mereka rela menempuh pekerjaan sebagai jalan miris pula menyedihkan itu? Jawabannya, tentu saja telah sama kita pahami, bahwa semua itu dilakukan dan dikerjakan sebagai manifestasi dari pengabdian dan kerja nyata bagi bangsa ini, untuk melahirkan pemimpin pemerintahan (baca: eksekutif) dan legislatif (baca: wakil rakyat), serta senat (baca: dewan perwakilan daerah.

Lalu, pernahkah mereka yang terpilih itu, baik sebagai eksekutif, legislatif dan anggota DPD itu, tergelitik sedikit saja rasa ibanya melihat sekelompok orang yang begitu gigih bekerja demi kursi-kursi empuk yang akan mereka duduki itu?

Ya, kursi yang akan memutar kenyataan hidup para petinggi itu menjadi 360 derajat dan akan mengantarkan mereka ke dalam gedung-gedung mewah ber AC, ditambah fasilitas yang disediakan oleh negara untuk mereka selama lima tahun.

Alhasil, dari catatan ini, saatnya semua yang telah terpilih dalam pertarungan panjang ini, untuk menundukkan kepala, berpikir untuk memperjuangkan mereka-mereka yang telah menguras seluruh energi dan pemikirannya untuk memproses dan menjaga, serta mengamankan hasil seluruh suara yang disampaikan rakyat atau warga pemilih lewat secarik kertas yang bernama surat suara.

Bukan malah mencemooh dan memaki serta mengancam mereka yang telah bekerja jauh dari standar pendapatan yang memadai. Terlebih akan amat sangat jauh, jika disandingkan dengan uang kehormatan yang akan diperoleh oleh para petinggi yang duduk disinggasana kekuasaan itu. Semoga kita sama masih punya waktu untuk menundukkan kepala, merenung dan berpikir sejenak akan beratnya beban kerja mereka itu. Semoga.

ACHMADI TOUWE

Mantan Dekan FISIP Universitas Al Asyariah Mandar ini juga adalah mantan Ketua KPU Kabupaten Polewali Mandar. dan kini menjabat sebagai Ketua Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Polewali Mandar

Recent Posts

Gubernur SDK Pimpin Upacara HUT ke-80 RI di Anjungan Pantai Manakarra

MAMUJU, TAYANG9 – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menggelar upacara pengibaran bendera Merah Putih dalam rangka…

20 jam ago

Pesta Merdeka Bareng E-Sport, Gubernur Sulbar Dorong Generasi Muda Salurkan Bakat Digital

MAMUJU, TAYANG9 – Dalam rangka menyemarakkan HUT RI ke-80, Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), secara…

24 jam ago

Gubernur SDK & Ketua PKK Ikut Seru-Seruan di Lomba HUT ke-80 RI Pemprov Sulbar

MAMUJU, TAYANG9 – Kemeriahan HUT ke-80 RI di lingkungan Pemprov Sulbar belum berhenti. Setelah para…

1 hari ago

Wagub Sulbar Gandeng Bidokkes Polda Perkuat Gerakan Anti Stunting

MAMUJU, TAYANG9 - Wakil Gubernur Sulawesi Barat Salim S Mengga memimpin rapat koordinasi bersama Bidokkes…

1 hari ago

Hari Jadi Majene ke-480, Wagub Ajak Pemimpin Jadi Teladan dan Pelayan Rakyat

MAJENE, TAYANG9 – Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Mayjen TNI (Purn) Salim S. Mengga, menghadiri Rapat…

2 hari ago

Dzikir HUT RI di Mamuju, Gubernur Sulbar Ajak Masyarakat Perkuat Moral Bangsa

MAMUJU, TAYANG9 – Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), menghadiri dzikir bersama dan tausiah bertema "Menuju…

2 hari ago