Categories: BERITA

Antara Duka dan Dilema

TAYANG9 – Sejak dinyatakan hilang tahun 2016 silam, pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian suaminya atas musibah yang melanda saat hendak melaut menangkap ikan Cumi. Berbagai upaya yang dilakukan untuk mencarinya namun itu semua sia-sia. Mulai dari perairan Sendana sampai di wilayah tanjung Rangas.

Berselang tiga hari, harapan itu muncul setelah perahu yang digunakan Acong ditemukan di wilayah perairan Makassar oleh nelayan asal ujung Lero, Pinrang. Perahunya terlihat tak bertuan, hanya terdapat mesin Katinting, bekal makanan, kail pancing beserta ikan Cumi hasil tangkapan yang mulai membusuk dilambung perahu. Namun Acong tidak terlihat yang biasanya duduk di buritan perahunya.


Dari sisa-sisa yang didapat, keluarga pun menganggap bahwa Acong sudah tiada. Kemungkinan terjatuh dilautan saat hendak memancing Cumi. Dalam tradisi keluarga, setiap orang yang meninggal akan diperingati dengan baca tahlilan. Keluarganya turut menggelar do’a tahlilan dari malam ke 3 sampai baca puranna (akhir) yakni 100 hari untuk mendiang Acong.

Satu tahun berlalu sejak Acong dinyatakan hilang di lautan, istrinya Subaedah harus berjuang sendiri diselimuti duka dengan status janda untuk membesarkan dan mendidik anak-anaknya yang berjumlah tiga orang. Dua masih status balita dan anak sulungnya sudah kelas 2 SD. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Subaedah lantas bekerja serabutan. Dari tukang cuci, jualan ga’de sampai jadi buruh nelayan (Ma ombang) di punggawa lopi.

Menjelang malam, Subaedah sering melantungkan lagu-lagu pelepas rindu kepada suaminya. Nyanyian-nyanyian “Bura’ Manus” sering terdengar di uru bongi. Lalu melantungkan lagu peondo buat anaknya diatas Toyang. Ujian tuhan sedang menimpanya.


“Kambe, Patindo Naung
Kaerimmu Ottongngi
Apa Kanangmu Namambue Masara”

Pahit hidup dirasakan dalam getirnya hidup setelah ditinggal suami tercinta. Kesunyian rentang dirasakan saat dirumah mampu ditutupi dari kasih anak-anaknya. Lambat laun nasib dilakoni, takdir pun membawanya ke dalam lembaran baru. Setelah menjanda kurang lebih 4 tahun. Ia akhirnya dipersunting lelaki yang juga berstatus duda 1 anak bekerja sebagai tukang bangunan.

Dari pernikahan itu, Subaedah mulai sedikit menikmati waktunya sebagai ibu rumah tangga setelah mendapat perhatian lahir bathin dari suami ke duanya. Ia tidak harus bekerja keras lagi, namun sesekali masih terlibat dalam pengerjaan ikan. Lambat laun duka dalam tragedi kecelakaan yang menimpa suaminya perlahan bisa dilupakannya. Hari-harinya lebih banyak untuk merawat anak dan mengerjakan urusan rumah tangga. Dukanya mulai tersisih atas cinta yang didapati.

Bersambung…

NASRUL MASSE

Anak pelaut yang ingin menulis dan membaca di daratan.

Recent Posts

Gubernur SDK Pimpin Upacara HUT ke-80 RI di Anjungan Pantai Manakarra

MAMUJU, TAYANG9 – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menggelar upacara pengibaran bendera Merah Putih dalam rangka…

20 jam ago

Pesta Merdeka Bareng E-Sport, Gubernur Sulbar Dorong Generasi Muda Salurkan Bakat Digital

MAMUJU, TAYANG9 – Dalam rangka menyemarakkan HUT RI ke-80, Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), secara…

24 jam ago

Gubernur SDK & Ketua PKK Ikut Seru-Seruan di Lomba HUT ke-80 RI Pemprov Sulbar

MAMUJU, TAYANG9 – Kemeriahan HUT ke-80 RI di lingkungan Pemprov Sulbar belum berhenti. Setelah para…

1 hari ago

Wagub Sulbar Gandeng Bidokkes Polda Perkuat Gerakan Anti Stunting

MAMUJU, TAYANG9 - Wakil Gubernur Sulawesi Barat Salim S Mengga memimpin rapat koordinasi bersama Bidokkes…

1 hari ago

Hari Jadi Majene ke-480, Wagub Ajak Pemimpin Jadi Teladan dan Pelayan Rakyat

MAJENE, TAYANG9 – Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Mayjen TNI (Purn) Salim S. Mengga, menghadiri Rapat…

2 hari ago

Dzikir HUT RI di Mamuju, Gubernur Sulbar Ajak Masyarakat Perkuat Moral Bangsa

MAMUJU, TAYANG9 – Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK), menghadiri dzikir bersama dan tausiah bertema "Menuju…

2 hari ago