Categories: BERITASTRAIGHT NEWS

Untuk Bertahan Hidup, Wanita Tunawicara di Pasiang Harus Rela Melakukan ini

Tayang9 – Ibarat sudah jatuh tertimpah tangga Pula, begitu kira-kira pepatah yang pas di sematkan untuk lelaki paruh baya bernama Ahmad (57) warga Dusun Tabone Desa Pasiang Kecamatan Matakali Kabupaten Polman.

Papa Ecce Sapaan akrab pak Ahmad , menderita Lumpuh selama 14 tahun lalu. Sebelum mengalami kelumpuhan, Ahmad terkena dan menderita sakit stroke yang cukup parah. Sakitnya pun kian bertambah, sebab sang istrinya yang sangat disayanginya sangat tega meninggalkan dirinya dikala sakit menderanya dan butuh perhatian yang lebih.

Ahmad memiliki 2 orang anak dan 3 orang cucu. Satu anaknya yang bernama Ramlah (24), yang merupakan anak bungsunya serta seorang cucunya, kini tengah mengadu nasib di kota Makassar. Ahmad kini hanya dirawat oleh anak pertamanya yang bernama Rahmawati (26), seorang Tunawicara (bisu) sejak lahir.

Rahmawati yang saat ini bekerja sebagai buruh kopra milik tetangganya, sesungguhnya telah pernah menikah dan memiliki suami. Namun pernikahannya tidak berjalan lama. Dirinya ditinggal oleh sang suami hanya karena lantaran alasan cacat yang dimilikinya. Kini Rahmawati dan kedua anaknya sudah tak dinafkahi oleh Sang suami, sehingga bekerja sebagai tulang punggung keluarga pun harus dijalaninya.

Sebagai buruh kopra milik Suwardi tetangganya, Rahmawati hanya di beri upah Rp70.000 per 10 karungnya, yang dikerjakan selama seminggu, sebagai hasil keringatnya sebagai buruh. Selain pendapatan itu, terkadang Rahmawati mendapat kiriman uang dari saudarax di makassar. Jika lagi beruntung, Rahmawati terkadang mendapat kiriman sebesar Rp 500 ribu atau kadang kurang dari itu. Dengan begitu, Rahmawati bisa bertahan hidup dan menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan ayah dan kedua anaknya.

Satu keluarga ini, tinggal di sebuah gubuk semi permanen yang berukuran sekitar 2×5 meter saja. Dari informasi yang didapatkan, keluarga kurang mampu ini belum pernah mendapat bantuan dan dicatat sebagai sasaran dalam Program Keluarga Harapan (PKH). Keluarga ini hanya mendapat bantuan berupa raskin yang didapat secara berkala dari pemerintah setempat.

Kini Rahmawati dan keluarganya berharap uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak. Agar dirinya bisa seperti keluarga lain yang mandiri dan mampu menghidupi keluarganya, Ayah dan anak-anaknya. (rah)

REDAKSI

Koran Online TAYANG9.COM - "Menulis Gagasan, Mencatat Peristiwa" Boyang Nol Pitu Berkat Pesona Polewali Sulbar. Email: sureltayang9@gmail.com Gawai: +62 852-5395-5557

Recent Posts

Sambut Hari Literasi Internasional, KPU Polman Siapkan Kegiatan Literasi Pemilih Bagi Siswa SMA

POLEWALI MANDAR, TAYANG9 - Sambut Hari Literasi Internasional, 8 September 2025 mendatang. Komisi Pemilihan Umum…

16 jam ago

Serahkan Santunan Kepada Keluarga Jemaah Yang Wafat, Direktur PH DN: Ini Wujud Kehadiran Negara

Polewali,Tayang9—Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama, Dr. Muhammad Zain menyerahkan santunan untuk keluarga jemaah…

17 jam ago

Deklarasi LPKP Majene : DPRD Majene Harus Menyiarkan Secara Langsung Rapat di DPRD Majene Melalui Media Sosial

MAJENE, TAYANG9 - Lembaga Pemerhati Kebijakan dan Pembangunan (LPKP) Kabupaten Majene menilai pembangunan di Kab.…

4 hari ago

GMNI Polman Tuntut Hukum Tegas Pasca Tragedi Ojol Terlindas Rantis Brimob

POLEWALI MANDAR, TAYANG9 - Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Polewali Mandar (Polman) menyampaikan duka…

6 hari ago

The Power Of Mind Zalfa Naqiyya

PAGI itu Minggu 17 Agustus 2025, suasana hening penuh haru, bangga dan cinta. Dihadapan seluruh…

7 hari ago

Kebakaran Kios Jalan Padi Unggul Wonomulyo, Tewaskan Satu Orang Pedagang

POLEWALI MANDAR, TAYANG9 – Kebakaran hebat melanda Empat unit kios di Jalan Padi Unggul 1,…

1 minggu ago