Categories: ABDUL MUTTALIBKOLOM

Sudut Pandang Suami

KETAHUILAH jika seorang istri pamit bepergian ke suatu acara keluarga yang jaraknya jauh dan diharuskan menginap, maka terbitlah penderitaan paling nyata di sudut pandang suami.

Mengurus anak, masak dan mengeloni anak tampak sebagai aktivitas yang seolah tanpa rumus tutorial.

Pekerjaan yang terlihat ringan dilakukan tiap hari oleh seorang istri, ternyata begitu menyiksa bagi suami meski dilakukan (hanya) sekian hari.

Anak yang sulit diajak mandi, rewel saat makan dan susah di ajak belajar adalah sekian masalah kecil yang dengan mudah ditaklukkan istri ditiap harinya.

Aktivitas yang cukup jarang dilihat, diamati, dihayati bahkan sering dianggap remeh itu ternyata menyimpan kerumitan tiada akhir. Seketika tawa kebahagiaan serta kebanggaan sebagai suami seketika runtuh. Berganti suara anak yang rewel, rasa telur ceplok yang hambar dan tampilan anak yang amburadul.

Inilah pelajaran kepekaan yang paling riil, konkrit dan nyata adanya bagi suami.

Jika selama ini sudut pandang suami biasanya bersifat holistik atau menyeluruh, istri cukup memandangnya secara detail, rigid, bahkan tergolong presisi, sehingga masalah besar, kecil bahkan yang bukan masalah terkadang justru jadi masalah di mata istri.

Kenapa demikian?

Karena istri sanggup melihat noda, bahkan bocor halus kemeja putih yang di jatuhi sezarrah mata api dari rokok sang suami. Apalagi jika noda yang dimaksud adalah noda lipstik, maka guncangan kota Hiroshima yang dulunya dijatuhi bom atom di tahun 1945 seolah ikut teralami di dalam rumah.

Sebelum itu terjadi, sering-seringlah ikut mengurai kerumitan istri di dapur, atau istri yang tengah membersihkan rumah dan mengurus anak, niscaya sang suami akan menyaksikan sebuah orkestrasi bunyi yang lebih rumit dan kompleks dari sekedar permainan musisi kaliber jazz kelas dunia.

Komposisi musik dari bunyi air mendidih, bunyi ulekan cobek, bunyi kelapa yang diparut, sembari mendengar improvisasi letusan mata ikan yang di dalam bejana penggorengan, seraya membimbing anak mengerjakan PR matematika yang justru begitu mudah istri perankan di dapur.

Harmonisasi bunyi dan kekayaan gerak dramatik itu sanggup di sajikan istri di dalam tempo yang nyaris bersamaan. Meski adegan itu berlangsung di dapur, bukan berarti tidak berhak menuai sanjungan dan tepuk tangan, seraya segera mendaulat istri sebagai sumbu penggerak cinta yang tak sudah-sudah.

ABDUL MUTTALIB

pecinta perkutut, tinggal di Tinambung

Recent Posts

Anak Muda Sulbar Antusias Sambut kehadiran KAMI di Mamuju

MAMUJU, TAYANG9 — Pengurus Pusat Kaukus Anak Muda Indonesia (PP KAMI) secara resmi menyampaikan ucapan…

1 hari ago

Tingkatkan Ekonomi Nelayan, Bupati Polman Serahkan Bantuan Sarana Prasarana Perikanan Kepada Nelayan

POLEWALI MANDAR, TAYANG9 - Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (Polman), meningkatkan…

1 hari ago

Warga Mateng Hibahkan Lahan 7.5 Ha di Karossa untuk Pembangunan Sekolah Rakyat

MATENG, TAYANG9 - Program sekolah rakyat (SR) di Mamuju Tengah (Mateng) akhirnya peroleh berkah berupa…

2 hari ago

Ady Suratman: Minta Teguhkan Ideologi dan Amalkan Nilai Pancasila

POLMAN, TAYANG9 – Dalam rangka menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, Bawaslu Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menggelar upacara…

2 hari ago

Lantik Pengurus KWMSB, Zain Tekankan Pelestarian Budaya Mandar Melalui Keluarga

JAKARTA, TAYANG9 - Peran Kerukunan Wanita Mandar Sulawesi Barat (KWMSB) dalam pelestarian kebudayaan Mandar melalui…

5 hari ago

Cinderamata untuk Ketua Baru: Harapan Baru bagi RAPI Polman

POLEWALI MANDAR, TAYANG9– Dalam suasana penuh kebersamaan dan bersahaja, pemilihan Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia…

6 hari ago