Categories: BRO CHIKOKOLOM

Perempuan Tangguh

Catatan Kanne Baca di Hari Perempuan Internasional

SEKIAN banyak catatan yang menorehkan prestasi kaum perempuan dengan tinta emas dan mengagungkan. Dalam konteks sejarah perjuangan, begitu banyak nama nama perempuan yang terpampang di dinding-dinding kelas dan ruang kerja perkantoran.

Di tempat lain kita saksikan pula, begitu banyak nama perempuan yang terpampang di baliho dan kalender pada setiap musim politik tiba. Hingga sederet nama mereka yang telah mencatat prestasi sebagai ahli, pemikir, ataupun aktris semua tercatat dengan rapi dalam buku-buku dan majalah.

Namun, tidak begitu banyak kita saksikan nama-nama para istri nelayan sebagai pahlawan rumah tangga. Sebagai ahli ataupun sebagai pemikir dan aktor utama kehidupan nyata. Padahal jika kita lihat aktivitas keseharian mereka di pesisir luar biasa besar jasanya menggerakkan mesin kehidupan.

Mulai dari peran dan jasanya pada lingkungan yang mereka kelola. Termasuk mengelola hasil tangkap ikan suami untuk dipasarkan sepulang dari melaut.

Dan disela itu, perempuan-perempuan luar biasa itu kemudian kembali khusyuk di keramaian majelis taklim, dan setelahnya kembali menenggelamkan dirinya dalam kesibukan mempersiapkan seluruh kebutuhan suami untuk kembali berangkat menuju laut.

Maka kepahlawanan, ahli, pemikir, dan lakon para aktor di ruang sosial, justru selayaknyalah kita sematkan kepada mereka.

Tradisi siwaliparri teraktualisasi dalam diri mereka dalam membangun rumah tangga. Kebersamaan dan kerja sama adalah kekuatan untuk hidup survive. Itulah gambaran hidup mereka di sepanjang pesisir tanah santri. Jika kita bertanya, adakah romantisme dalam kehidupan mereka?

Jawabannya, tentu iya. Sebab pondasi kekuatan rumah tangga adalah cinta.

Perempuan pesisir, di luar dari konteks kerja dan bangunan ekonomi mereka juga sangat piawai dalam menenun lipa’ sa’be (kain sutra) Mandar. Menenun lipa’ sa’be sesungguhnya hanya menjadi aktivitas mengisi ruang jedah dari pekerjaan yang menumpuk. Bukanlah pekerjaan utama.

Tetapi aktivitas menenun lipa’ sa’be itu sejatinya, juga adalah upaya menghibur diri, alat uji kesetiaan dalam melerai kerinduan dalam kesendiriannya di penantian pada suaminya yang tengah berada di lautan.

Setiap helai benang sutra yang mereka tenun dengan tangan ketulusannya itu, menjadi gambaran suasana hati mereka selama suami mereka di laut. Kegalauan, bahagia, sesak, ataupun kesedihan semua terukir dalam tenunan. Olehnya para nelayan tidak pernah bertanya tentang apa dan bagaimana istrinya selama mereka di laut. Cukup mereka melihat tenunan istrinya sepulang dari laut, dengan itu suaminya telah cukup memahami.

Tenunan sutra menjadi gambaran suasana hati dan cinta seorang perempuan pesisir dalam menunggu suami mereka selama di laut digempur ombak dan badai.

Percayalah perempuan pesisir itu adalah perempuan tangguh. Demikian obrolan Kanne Baca pagi itu di barung-barung. Sepulang dari masjid tunaikan shalat subuh berjamaah. Sesaat sebelum akhirnya pulang ke rumahnya menyeruput kopi buatan istrinya.

BRO CHIKO

Penikmat Kopi Hangat dan Dingin juga Boleh

Recent Posts

Anak Muda Sulbar Antusias Sambut kehadiran KAMI di Mamuju

MAMUJU, TAYANG9 — Pengurus Pusat Kaukus Anak Muda Indonesia (PP KAMI) secara resmi menyampaikan ucapan…

2 hari ago

Tingkatkan Ekonomi Nelayan, Bupati Polman Serahkan Bantuan Sarana Prasarana Perikanan Kepada Nelayan

POLEWALI MANDAR, TAYANG9 - Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (Polman), meningkatkan…

2 hari ago

Warga Mateng Hibahkan Lahan 7.5 Ha di Karossa untuk Pembangunan Sekolah Rakyat

MATENG, TAYANG9 - Program sekolah rakyat (SR) di Mamuju Tengah (Mateng) akhirnya peroleh berkah berupa…

3 hari ago

Ady Suratman: Minta Teguhkan Ideologi dan Amalkan Nilai Pancasila

POLMAN, TAYANG9 – Dalam rangka menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, Bawaslu Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menggelar upacara…

3 hari ago

Lantik Pengurus KWMSB, Zain Tekankan Pelestarian Budaya Mandar Melalui Keluarga

JAKARTA, TAYANG9 - Peran Kerukunan Wanita Mandar Sulawesi Barat (KWMSB) dalam pelestarian kebudayaan Mandar melalui…

5 hari ago

Cinderamata untuk Ketua Baru: Harapan Baru bagi RAPI Polman

POLEWALI MANDAR, TAYANG9– Dalam suasana penuh kebersamaan dan bersahaja, pemilihan Ketua Radio Antar Penduduk Indonesia…

6 hari ago