Tayang9.com, Majene- Memasuki akhir penghujun tahun, menjadi momok bagi masyarakat pesisir yang tinggal di Lingkungan Somba Utara, Kelurahan Mosso, Kecamatan Sendana Majene. Sebab, periode itulah masuknya musim barat disertai gelombang yang tinggi. Sehingga menjadi ancaman bagi masyarakat setempat yang bermukim diwilayah pesisir pantai.
Tamrin salah satunya, warga yang tinggal di lingkungan Somba Utara, menjadi salah satu warga yang rumahnya terancam hilang akibat hempasan ombak yang setiap hari menerjang wilayah pekarangang belakang rumahnya. Alhasil, untuk menjaga rumahnya dari ancaman ombak, ia dan keluarganya melakukan berbagai cara agar terhindar dari hempasan gelombang.
Tamrin pula mengaku jika hingga saat ini, dirinya belum mendapat perhatian dari pemerintah dari apa yang dialaminya saat ini. Terutama solusi yang didapatkan atau cara yang lebih efektif tindakan pemerintah untuk mengantisipasi ombak yang sewaktu-waktu dapat melenyapkan rumahnya itu.
“Jadi menyangkut komentar saya, sampai saat ini menjadi bahan pertanyaan saya pribadi sebagai korban abrasi. Sepertinya pihak pemerintah tidak ada upaya penanganan darurat untuk melindungi warga yang saat ini menjadi bulan-bulanan kikisan ombak,” ungkap Tamrin kepada media ini beberapa waktu lalu.
Tamrin juga mempertanyakan sisa pembangunan tanggul yang tidak tersambung sepanjang delapan meter. Dari penuturan warga, kata Tamrin, awalnya diukur dari selatan ke utara hingga ada batas yang sudah dtandai, tiba-tiba pada saat pengererjaannya pembangunannya dimulai dari utara ke selatan. Sehingga menyisahkan pantai sekitar delapan meter yang tidak di tanggul itu.
“Saya pribadi mempertanyakan, kenapa ada sisa pantai yang tidak di tanggul?Dan saya anggap dengan adanya kesisahan tanggul sepanjang 8 meter yang dijadikan muara tak bersungai. Ini justru kami anggap dijadikan tumbal Abrasi,” ungkap Tamrin kepada media ini.
Sehingga, lanjut Tamrin, keadaan pemukiman disekitar rumahnya semakin memburuk. Ditambah banyak kejadian bencana seperti lonsor, banjir yang terjadi beberapa hari yang lalu. Dan ini harus menjadi perhatian serius pihak pemerintah.
“Tapi kami yang bertahun-tahun menjadi amukan hempasan ombak yangg terus mengikis pemukiman kami, hingga harta yang kami anggap sangat berguna dalam kehidupan kami pun habis terkikis. Ini perlu ada tindakan dari pemerintah,” bebernya.
“Pernah kah pemerintah datang untuk melihat keadaan ini,,,,?berapa kerugian selama dalam kondisi seperti ini, semua justru sepertinya tertidur melihat keadaan ini,” lanjut Tamrin ayah dua anak itu
Ia juga menyayangkan sikap para penentu kebijakan yang cenderung berpihak kepada kelompok tertentu yang dianggapnya lebih sering mendapat perhatian.
“Dan sepertinya kami bukan warga yang layak menjadi prioritas dalam penanganan seperti warga yang lain yang sudah menjadi prioritas ketika tertimpa bencana,” tutupnya
DISELA riuhnya lagu pujian dan tawa anak-anak yang memenuhi jalanan kampung Tabone pada perhelatan pekan…
DIBALIK lekukan pegunungan nan indah serta jalanan kecil yang tenang, Kelurahan Tabone biasanya dikenal sebagai…
MAMUJU, TAYANG9 – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Pemprov Sulbar) hingga kini masih menanti turunnya Persetujuan…
MAMUJU, TAYANG9 – Semangat perubahan dan kebangkitan terasa kuat menyelimuti langit Mamuju saat ribuan warga…
SUMEDANG, TAYANG9 - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, mengajak…
POLEWALI MANDAR, TAYANG9 - Tim OTP 37 Kabupaten Mamuju, melaju final turnamen sepak bola antar…