Mahasiswa program Studi Keperawatan Universitas Wallacea bersama BNNP Sulawesi Barat gelar Coaching Addiction Severity index. (Foto Adi)
MAMUJU, TAYANG9 – Program studi Setara Satu (S1) Keperawatan Universitas Wallacea bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Barat sukses menyelenggarakan Coaching Addiction Severity Index (ASI), diikuti diikuti 15 orang mahasiswa. Di Ruang Rapat Perpustakaan Daerah Kabupaten Mamuju, dengan suasana interaktif dan penuh antusiasme. Kamis, 14 Agustus 2025.
Ketua Program Studi S1 Keperawatan Universitas Wallacea, Fredy Akbar K, menyampaikan. Pelatihan ASI bertujuan membekali mahasiswa dengan keterampilan asesmen yang dapat membantu dalam penanganan kasus penyalahgunaan narkotika. Untuk mengukur tingkat keparahan adiksi melalui pelatihan, yang mana mahasiswa mampu memahami prosedur, teknik wawancara yang efektif hingga interpretasi data hasil asesmen yang sangat relevan dengan praktik keperawatan jiwa dan rehabilitasi.
“ASI adalah instrumen internasional yang sangat penting untuk mengukur tingkat keparahan adiksi. Dengan pelatihan ini, mahasiswa mampu memahami prosedur, teknik wawancara yang efektif, hingga interpretasi data hasil asesmen, yang sangat relevan dengan praktik keperawatan jiwa dan rehabilitasi,” Jelasnya.
Dijelaskan Ketua Program Studi S1 Keperawatan Universitas Wallacea. Dalam kegiatan ASI mahasiswa mendapatkan materi langsung dari narasumber fasilitator dari BNNP Sulawesi Barat, dr. Caezart Indra Putra, ICAP 2. Menjelaskan ASI bukan sekadar kuesioner atau form penilaian, tapi sebuah pendekatan yang memandang individu secara holistik. Dengan instrumen tersebut bisa menilai kondisi fisik, psikologis, sosial, hingga legal yang dialami klien. Dan berharap mahasiswa tidak hanya memahami teknisnya, tetapi juga menginternalisasi empati dan komunikasi yang baik saat melakukan asesmen
“ASI bukan sekadar kuesioner atau form penilaian, tapi sebuah pendekatan yang memandang individu secara holistik. Dengan instrumen ini, kita bisa menilai kondisi fisik, psikologis, sosial, hingga legal yang dialami klien. Saya berharap mahasiswa tidak hanya memahami teknisnya, tetapi juga menginternalisasi empati dan komunikasi yang baik saat melakukan asesmen,” Tandasnya.
Diungkapknya Ketua Program Studi S1 Keperawatan Universitas Wallacea. Adapun materi yang diberikan mencakup pengenalan konsep dan tujuan ASI, langkah-langkah pelaksanaan asesmen, teknik komunikasi terapeutik dalam wawancara klien dan pengolahan dan analisis data hasil asesmen. Peserta juga melakukan simulasi asesmen menggunakan skenario kasus, di mana mereka dilatih untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, memberikan penilaian, dan merencanakan intervensi yang tepat.
“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan lulusan Prodi S1 Keperawatan Universitas Wallacea memiliki bekal keterampilan asesmen yang profesional dan berstandar internasional, sehingga mampu berkontribusi dalam pencegahan dan penanganan adiksi di masyarakat,” Ucapnya. (adi)
POLEWALI MANDAR, TAYANG9 – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 80 Republik Indonesia, Komisi Pemilihan…
PROSES penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Majene 2025–2029 jika boleh jujur bisa…
SULBAR, TAYANG9 - Sebanyak 109 asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Dasar Anak Usia Dini, Dasar…
DI balik tumpukan dokumen kebijakan yang tampak rapi, sampah di Polewali Mandar terus menumpuk. Perda…
MAJENE, TAYANG9 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Hasanuddin Gelombang 114, termasuk Nurul…
JEPANG, TAYANG9 — Prestasi membanggakan kembali ditorehkan Indonesia di kancah internasional. Salah satunya atlet karateka…