Daya Magis Permen

SEBENARNYA saya tidak begitu suka melihat iklan di telivisi. Kecuali iklan permen yang gandrung menghadirkan wanita yang kecantikannya terkadang membuat daku sampai lupa merek permen yang diiklankan.

Ingatnya, hanya ketika wanita itu membuka pembungkus permen sampai memasukkan ke mulutnya. Adegan itu seolah memiliki daya magis, dan ampuh menyihir serta menundukkan syaraf indra penyecap.

Amati sewaktu mata wanita itu merem-melek diikuti pipinya kembang kempis sewaktu meng-emmut permen. Seketika daku menelan ludah.

Betapa hebat rayuan iklan permen, meski daku terbilang tidak begitu menggirangi permen. Permen hasil olahan industri rumahan, terlebih permen produksi massal yang banyak terjaja di etalase mini market.


Mini market yang kehadirannya bak jamur di musim hujan, tempat daku leluasa memanjakan selera. Bukan selera untuk memborong permen, akan tetapi setelah kasir memberikan struk pembelian, biasanya ikut menyodorkan permen hasil konversi uang receh kembalian.

Permen berjuta rasa. Salah satunya rasa ingin protes ke kasir. Kendati rasa malu dan gensi tak kalah cepat menyerbu. “Masa sudah belanja di tempat sejuk, canggih dan moderen uang receh kembaliannya ikut diminta! Itu bukan ciri orang moderen,” kata batin mengejek.

Daku hanya dapat terpaku memandangi permen usai berbelanja. Memandangi permen seraya mencoba mengkalkulasi; sudah berapa banyak uang kembalian yang telah dikonversi jadi permen di negara ini dalam tiap harinya?


Cukup di jawab dalam hati ya. Karena sepertinya, kehadiran permen itu makna dan fungsinya sudah mulai bergeser. Tidak lagi sebatas produk pemanis, tetapi permen seolah sudah menjadi skenario dan strategi pasar yang tiap hari dikunyah.

Sungguh tulisan ini tidak perlu dimaknai anjuran guna menyeret permen untuk jadi bukti ke lembaga perlindungan konsumen. Permen cukup ditempatkan sebagai pemanis obrolan yang sedianya di-emmut dengan pemakluman.

Semoga permen segera dapat ditetapkan menjadi alat transaksi alternatif, higienis, dan efektif yang dapat dicicipi untuk sekedar mengusir kantuk sewaktu antri di depan kasir. Sekedar membeli permen menggunakan permen hasil kembalian kita sebelumnya.

ABDUL MUTTALIB

pecinta perkutut, tinggal di Tinambung

Recent Posts

Bawaslu Polman Peroleh Anugerah Badan Publik Informatif

MAMUJU, TAYANG9 - Setelah melewati proses penilaian monitoring dan evaluasi, akhirnya Bawaslu Kabupaten Polewali Mandar…

22 jam ago

Workshop Penguatan Tupoksi Wali Kelas Digelar di SMKN 1 Sumarorong

SUMARORONG, TAYANG9 – SMK Negeri 1 Sumarorong melaksanakan workshop penguatan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)…

1 hari ago

Dua Kordiv Bawaslu Polman Didapuk Menjadi Moderator P2P Daring Bawaslu Sulawesi Barat

MAMUJU, TAYANG9 - Pendidikan Pengawasan Partisipatif (P2P) yang diselenggarakan dalam jaringan (daring) dan melibatkan sejumlah…

2 hari ago

Totammaq dan Sayyang Pattudu — Warisan Mandar yang Mengajarkan Pendidikan Sejati

DI tengah perubahan zaman yang kian cepat, kita sering terjebak dalam anggapan bahwa pendidikan hanya…

2 hari ago

MUI se-Polman dilantik, Ulama Diminta Antisipatif Hadapi Tantangan Zaman

POLMAN, TAYANG9 — Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat kecamatan se-Kabupaten Polewali Mandar masa khidmat…

2 hari ago

Bawaslu Polman, Hadiri Rapat Teknis Penyelenggaraan KKN Multimatik Sadar Pengawasan Pemilu dan Pilkada di Unasman

POLMAN, TAYANG9 - Bawaslu Kabupaten Polewali Mandar hadiri Rapat Teknis Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN)…

2 hari ago