Categories: BERITA

Mahasiswa KKN Unhas Lestarikan Warisan Budaya Desa Limboro Rambu-Rambu Dengan Pemasangan Papan Informasi Situs Sejarah

MAJENE, TAYANG9 – Sebagai bentuk komitmen menjaga warisan budaya dan sejarah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Hasanuddin Gelombang 114 menjalankan program kerja bertajuk “Pelestarian Historical Desa Limboro Rambu-Rambu” di Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Program ini difokuskan pada pendataan, pembuatan narasi, serta pemasangan papan informasi di sejumlah situs budaya bersejarah.

Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan kembali nilai-nilai sejarah kepada masyarakat, melestarikan jejak leluhur, serta menjadikannya sebagai daya tarik wisata berbasis edukasi. Program ini meliputi pendataan dan pembuatan narasi sejarah pada sejumlah situs penting seperti Batu Sigaqi—batu penanda tempat terakhir leluhur To Kearaq terlihat, Buyung—mata air penyembuhan yang dipercaya sejak dahulu, Posi Banua—batu sakral pusat wilayah adat, Liang—gua keramat yang diyakini dijaga makhluk gaib Bernama Liuk, serta makam Indara Bulang, istri To Kearaq yang merupakan putri Puatta di Saqadawang (raja Sendana). Indara adalah anak perempuan satu-satunya Puatta di Saqadawang yang melahirkan keturunan bangsawan di Sendana.

Proses pemakaman Indara tercatat sebagai peristiwa bersejarah, melibatkan ratusan warga yang berjejer dari pesisir pantai Totolisi untuk mengangkut bebatuan secara estafet.

“Pelestarian ini bukan hanya sekadar memasang papan informasi, tetapi juga menghidupkan kembali cerita-cerita leluhur yang mulai pudar di ingatan masyarakat. Dengan narasi yang tersusun rapi, generasi muda dapat memahami dan menghargai sejarah mereka sendiri,” ujar mahasiswa pelaksana program.

Melalui program ini, setiap situs kini memiliki narasi yang disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami, dipadukan dengan nilai-nilai kearifan lokal. Informasi tersebut juga akan dapat diakses melalui barcode yang terpasang di papan situs, sehingga masyarakat dan wisatawan dapat membaca kisahnya secara digital.

Dengan adanya upaya pelestarian ini, Desa Limboro Rambu-Rambu tidak hanya memiliki catatan sejarah yang lebih tertata, tetapi juga fondasi kuat untuk mengembangkan wisata sejarah yang edukatif dan berkelanjutan.

IRWAN CACO

Seorang yang bukan siapa-siapa namun untuk mengingat sejarahnya memilih untuk menulis

Recent Posts

KPU Polman Gelar Nobar Film “Tepatilah Janji” bagi Siswa SMK, Semaraka HUT Ke 80 RI

POLEWALI MANDAR, TAYANG9 – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 80 Republik Indonesia, Komisi Pemilihan…

19 jam ago

RPJMD Majene 2025 – 2029 Janji Ambisius yang Bisa Berujung Seperti Demonstrasi Pati

PROSES penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Majene 2025–2029 jika boleh jujur bisa…

1 hari ago

Mahasiswa Keperawatan Universitas Wallacea Ikuti Coaching ASI bersama BNNP Sulbar

MAMUJU, TAYANG9 – Program studi Setara Satu (S1) Keperawatan Universitas Wallacea bekerja sama dengan Badan…

1 hari ago

BAN PDM Sulbar Gelar Pelatihan Asesor, Kenalkan IA 2024 Versi 2025

SULBAR, TAYANG9 - Sebanyak 109 asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Dasar Anak Usia Dini, Dasar…

4 hari ago

Sampah Polewali Mandar: Regulasi Cantik, Realita Buruk?

DI balik tumpukan dokumen kebijakan yang tampak rapi, sampah di Polewali Mandar terus menumpuk. Perda…

4 hari ago

Pembentukan dan Pengembangan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Desa Limboro: Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan

MAJENE, TAYANG9 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Hasanuddin Gelombang 114, termasuk Nurul…

4 hari ago