KH. Syamsul Muhdir Muhsin Thahir, Imam Utama Satu Masjid Nuruttaubah KH. Muhammad Thahir Imam Lapeo
TAYANG9-Sebagai salah satu masjid bersejarah tanah Mandar yang banyak mencatat sejarah perjalanan peradaban Islam tanah Mandar, hendaknya masjid Nuruttaubah KH. Muhammad Thahir Imam Lepeo setia memposisikan perannya sebagai episentrum perkembangan Islam tanah Mandar, baik ditengah wacana Islam tradisi maupun wacana Islam kontemporer.
Demikian salah satu kutipan pemikiran Imam Utama Satu, Masjid Nuruttaubah KH. Muhammad Thahir Imam Lapeo, KH. Syamsul Mudir Muhsin Thahir kepada media ini, malam tadi, 29 Januari 2019.
Dikatakannya, peran masjid Nuruttaubah ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan Islam pada masyarakat yang ada di Mandar Sulbar.
“Masjid kita ini sangat erat hubungannya dengan sejarah perjalanan Islam di Mandar, terlebih, KH Muhammad Thahir atau yang dikenal sebagai Inam Lapeo dalam sajarahnya merupakan pejuang yang ikut terlibat langsung dalam perjuangan kebangsaan bersama masyarakat,” bebernya.
Karenanya penting menurut dia, ke depan Masjid Nuruttaubah KH Muhammad Thahir Imam Lapeo secara serius tetap menyuarakan pentingnya masyarakat secara bersama mambangun tekad untuk melanjutkan nilai-nilai dan spirit perjuangan Imam Lapeo.
Saat ditanya terkait dengan tradisi dan budaya masyarakat Mandar yang terkait dengan keislaman, dikatakannya, penting memang upaya pembangunan kebudayaan yang terkait dengan keagamaan, termasuk pelestarian budaya masyarakat Mandar Sulbar, seperti tradisi maulid dan pappatamma dengan kuda pattu’du.
“Sebetulnya satu hal perlu kita pahami dan pegang secara erat, bahwa perkembangan masyarakat telah begitu seiring sejalan dengan kebudayaan dan tradisi keislaman kita. Maka masjid Imam Lapeo bersama masyarakat harus berjalan terus dalam satu tekad bersama bagaimana kita meletakkan tradisi, budaya dan agama dalam kerangka syiar Islam. Dan di Mandar, budaya, tradisi dan Islam sudah sangat sejalan. Ini yang harus kita pertahankan . Dan bagaimana kita tetap setia melestarikan nilai–nilai budaya kita yang sesuai dengan ajaran Islam yang kita anut sebagaimana yang selama ini kita praktekkan,” imbuhnya.
Urgensi Pembentukan Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat Kondisi pengelolaan kebudayaan di Sulawesi Barat selama ini…
POLMAN, Tayang9 - Menjelang perayaan Natal, personil gabungan Kodim 1402 Polman dan Sat Samapta Polres…
Situs Budaya dan Komunitas Adat di Bawah Tekanan Korporasi Situs budaya -baik berupa artefak, lanskap,…
Balai Pelestarian Kebudayaan: Mandat, Fungsi, dan Keterbatasan serta Relevansinya dengan Pemerintah Provinsi Secara kelembagaan, BPK…
MAKASSAR, TAYANG9 – Ketua Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Barat, H. Syamsul Samad, resmi menyandang…
Penempatan Kantor Balai Pelestarian Kebudayaan Sulawesi Barat Rencana penempatan kantor BPK Sulawesi Barat di Kabupaten…