Categories: BERITASTRAIGHT NEWS

IWO Sulbar Nilai Kebijakan Zonasi Sekolah Rugikan Calon Peserta Didik

Mamuju – Tayang9 – Ketua I Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulawesi Barat Muh.Said, menyoroti kebijakan pemerintah yang telah menetapkan kebijakan zona sekolah, bagi para siswa-siswi yang ingin melanjutkan pendidikan.

Ketua I IWO Sulbar Muh.Said menilai, pemberlakuan Permendikbud nomor 51 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), dianggap merugikan para calon peserta didik, khususnya yang berkeinginan untuk memilih sekolah yang dianggapnya berkualitas.

“Ini sangat merugikan bagi generasi khususnya pelajar SD dan SMP yang berkeinginan memilih sekolah yang dinilainya berkualitas untuk memaksimalkan ilmu pengetahuan pada sekolah tingkat atas,” ucap Muh. Said, melalui press rilisnya, Senin, 24/06/19.

Selain itu ia juga menambahkan, bahwa kebijakan tersebut harusnya di tinjau baik-baik mengingat banyak aspek yang dirugikan, mulai generasi termasuk orang tua anak itu sendiri yang menginginkan anak bersekolah sungguh-sungguh untuk mendapatkan ilmu pengetahuan maksimal.

“Jadi, kalau dinas yang terkait membatasi itu berarti sama halnya pemerintah menginginkan generasinya bodoh dan jelas kebijakan itu juga bodoh,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengharapkan, agar pemerintah melakukan pengkajian ulang tentang kebijakan zonasi sekolah tersebut, karena jika tidak maka sama halnya melarang generasi penerus untuk cerdas.

“Saya ketemu ada beberapa anak-anak yang baru saja selesai ujian nasional SD dan SMP di zona pelosok desa. Dia mengutarakan keinginanya untuk mendaftar di SMPN di kota Mamuju, begitu juga anak-anak yang baru lulus di SMP ingin melanjutkan sekolahnya di SMK Mamuju, tapi anak itu ditolak dengan dasar sudah ada penetapan zona sekolah yang diterapkan oleh dinas pendidikan,”sambungnya.

Pemuda yang akrab disapa Edo itu juga menuturkan, bahwa pemberlakuan kebijakan tersebut sebagai bentuk pembunuhan karakter, dan disinyalir dapat menghambat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, khsususnya pada sekolah yang lebih memadai fasilitas serta tenaga pendidiknya.

“Saya menilai, ini sangat bertentangan program pemerintah yang katanya mencerdaskan anak bangsa, tapi kok ada penataan seperti itu,” tutupnya. (*/FM)

MASDAR KAPPAL

lahir dari keluarga petani, dan kini tengah serius menjadi seorang jurnalis dan penulis baik.

Recent Posts

Pemain Tidola FC Polman, Farhan Kembali Ikut TC Memperkuat Sriwijaya FC

POLMAN, TAYANG9  - Pemain Tidola FC, Kelurahan Darma, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Muhammad…

1 jam ago

OTP 37 Mamuju Juara Polman Cup V, Bantai Tidola FC Polman 5-1

POLMAN, TAYANG9 - Tim OTP 37 Kabupaten Mamuju juara turnamen sepak bola antar club se…

19 jam ago

Suara Tuhan di Antara Denting Sendok dan Senyuman

DISELA riuhnya lagu pujian dan tawa anak-anak yang memenuhi jalanan kampung Tabone pada perhelatan pekan…

2 hari ago

Tabone: Dari Kampung Sunyi ke Pusat Rohani

DIBALIK lekukan pegunungan nan indah serta jalanan kecil yang tenang, Kelurahan Tabone biasanya dikenal sebagai…

2 hari ago

Pelantikan Pejabat Eselon II Sulbar Tertahan, SDK Kritik Proses di BKN

MAMUJU, TAYANG9 – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Pemprov Sulbar) hingga kini masih menanti turunnya Persetujuan…

2 hari ago

Pawai Ta’aruf Tahun Baru Islam 1447 H Warnai Semangat Hijrah di Mamuju

MAMUJU, TAYANG9 – Semangat perubahan dan kebangkitan terasa kuat menyelimuti langit Mamuju saat ribuan warga…

3 hari ago