MAJENE, TAYANG9 – Dosen Ilmu Pertanian Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman) melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan bertajuk “Pengolahan Limbah Organik dengan Maggot BSF sebagai Pakan Alternatif Ayam” di Desa Tande Timur Banggae Timur Majene, 20 Juli 2025.
Kegiatan yang merupakan program Pemberdayaan Masyarakat Berdampak yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia ini diikuti oleh 20 orang peserta yang terdiri atas petani dan ibu rumah tangga.
Tujuannya adalah untuk memberikan edukasi mengenai pemanfaatan limbah organik rumah tangga dan pertanian melalui budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) yang berpotensi menjadi pakan alternatif ayam yang murah, berkualitas, dan berkelanjutan.
Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber yakni Dr. Ir. Andi Tenri Bau Astuti Mahmud, S.Pt., M.Si., IPM, Muhammad Arman Yamin Pagala, S.Pt., M.Si, Santi, S.Pt., M.Si dan Nurul Iqraini. D, S.Si., M.Si yang juga merupakan ketua pelaksana program.
Materi yang disampaikan meliputi konsep dasar budidaya maggot BSF, teknik pengolahan limbah organik sebagai media tumbuh, serta pemanfaatan maggot sebagai pakan ayam kampung dan broiler. Metode penyampaian dilakukan secara interaktif melalui ceramah dan diskusi, disertai praktik langsung di lapangan.
“Pelatihan ini membuka wawasan baru. Kami biasanya hanya membuang sisa dapur dan limbah pertanian. Ternyata bisa dimanfaatkan untuk budidaya maggot yang justru jadi pakan ayam yang lebih baik daripada pakan pabrik,” ungkap salah satu peserta pelatihan.
Ketua Kelompok Tani Randang Balisa, Abdul Rahman dalam sambutannya mengaku mengapresiasi kegiatan itu, serta berharap adanya keberlanjutan program.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap warga bisa mandiri dalam menyediakan pakan ayam yang murah, bergizi tinggi, dan sekaligus mengurangi limbah organik di lingkungan mereka,” ujarnya.
Kegiatan ini juga mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
Selain itu, pelatihan ini menjadi langkah awal dalam menciptakan ekosistem ekonomi lokal berbasis pertanian berkelanjutan.
Setiap peserta dibekali starter kit budidaya maggot yang terdiri atas bibit larva BSF dan panduan teknis. Kegiatan ini juga menghasilkan dokumentasi berupa foto dan infografik edukatif yang menjelaskan proses konversi limbah menjadi maggot hingga dimanfaatkan sebagai pakan ayam.
Sebagai bentuk keberlanjutan program, tim pelaksana merencanakan pembentukan kelompok usaha masyarakat untuk budidaya maggot skala rumah tangga, serta pendampingan teknis lanjutan. Data awal menunjukkan bahwa satu rumah tangga di Desa Tande Timur menghasilkan sekitar 1–2 kg limbah organik per hari.
Melalui budidaya maggot BSF, limbah tersebut dapat diolah menjadi pakan ayam yang lebih ekonomis, dengan potensi efisiensi biaya hingga 50 persen dibandingkan pakan komersial.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terwujud masyarakat desa yang lebih mandiri secara ekonomi, sadar lingkungan, dan mampu memanfaatkan potensi lokal berbasis teknologi tepat guna.
Sumber: Release Muh Abid Alimuddin, Dosen Unasman Polewali Mandar
POLEWALI MANDAR, TAYANG9 – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke 80 Republik Indonesia, Komisi Pemilihan…
PROSES penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Majene 2025–2029 jika boleh jujur bisa…
MAMUJU, TAYANG9 – Program studi Setara Satu (S1) Keperawatan Universitas Wallacea bekerja sama dengan Badan…
SULBAR, TAYANG9 - Sebanyak 109 asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Dasar Anak Usia Dini, Dasar…
DI balik tumpukan dokumen kebijakan yang tampak rapi, sampah di Polewali Mandar terus menumpuk. Perda…
MAJENE, TAYANG9 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Hasanuddin Gelombang 114, termasuk Nurul…