Categories: BERITASTRAIGHT NEWS

Baca 100 Hari, Ust. Saifuddin: Tidak Boleh Makan di Rumah Orang Mati

POLMAN, TAYANG9-Tidak boleh makan di rumah orang mati, begitu salah satu kutipan ceramah yang disampailan Ustad Saifuddin pada acara yasinan dan baca 100 hari atas meninggalnya Almarhumah Hj. Painten salah satu warga Desa Sugihwaras Kecamatan Wonomulyo, Sabtu malam 21 September 2019.

Dalam acara  takziah itu, Saifuddin menguraikan hukum makan dirumah orang mati dengan menggunakan beberapa kaidah-kaidah nahwu, hadits dan ayat Al Quran.

“Bagaimana hukumnya makan dirumahnya orang mati, hukumnya makan dirumahnya orang mati itu tidak boleh, akulu mayyitu wa haramu”, tuturnya yang membuat sontak seluruh jamaah takziah tercengang.

Dikatakan Saifuddin, rumah orang mati itu di alam barzakh dan di akhirat, karenanya tidak boleh orang hidup akan kesana untuk makan disana di rumah orang mati itu.

“Nah, bagaimana kita menjelaskan ini, rumahnya orang mati itu adalah rumah yang ada di akhirat. Bagaimana statusnya ini rumah (rumah duka-red), ini bukan rumahnya orang mati, ini adalah rumah yang ditempati mati. Memang kita tidak perlu masuk kekuburan makan, ngapain kesana  Jadi sekarang ini kalau saya dikasih makan, saya makan semuanya. Kenapa, ini rumah bukan rumahnya orang mati, ini rumah yang ditempati mati, maka makanlah niatkan pahalanya ditujukan kepada almarhumah yang telah meninggal dunia”, tutur Ustad Saifuddin.

Dalam acara yang digelar diteras rumah duka Almarhumah Hj. Painten ini selain dihadiri keluarha, sanak dan handai taulan almarhumah tampak pula hadir puluhan orang dari beberapa anak pesantren dan kelompok ibu-ibu majelis takim yang ada di Kecamatan Wonomulyo.

Ust. Saifuddin dalam takziah itu menjelaskan, sejatinya kematian itu adalah hal yang pasti dan telah menjadi takdir tuhan.

“Dalam Islam, tidak ada yang namanya mati mendadak, jadi kalau ada jamaah bilang mati mendadak i Cicci, mati mendadak i Kaco, tidak ada itu. Itu kalau dalam kaidah tauhid, itu bisa masuk kategori musyrik, karena segala sesuatu yang terjadi ini, telah ditakdirkan oleh Allah Swt,” ucap Saifuddin yang juga merupakan Ketua Bawaslu Polewali Mandar.

Saifuddin juga memberitahukan, dalam akidah Ahlussunnah Waljamaah, ketika manusia mengalami kematian, seseorang itu itu harus banyak-banyak diberi hiburan seperti membacakan do’a, Al Quran dan sebagainya dengan niat ditujukan kepada almarhum dan almarhumah.

“Dalam Akidah Ahlussunnah Waljamaah, ketika manusia mengalami kematian, itu banyak-banyak kita menghibur dia ketika sakaratul maut. Caranya menghibur bagaimana, kita bacakanmi doa, Al Quran, dan apa saja dengan niat pahalanya ditujukan kepada almarhum-almarhumah atau saudara kita yang telah meninggal dunia karena ditinggal itu berat sekali yang dia rasa”, ucapnya.

“Saya ceritakan satu kisah, betulkah sampai kepada orang-orang yang telah meninggal dunia itu, kan sekarang banyak orang bertanya sampai  atau tidak ini, kalau bertanya seperti itu, tanya mi saja mati maki dulu baru saya bacakan ki agar kita tahu lalu bagaimana dalilnya”, ujar Saifuddin.

Untuk menguatkan takziahnya, ia menceritakan, sebuah kisah dalam suatu kitab, dimana ada seorang ulama besar yang Allah berikan kelebihan, bisa menyaksikan kehidupan di Alam Barzah yang namanya Hasan Al Basri.

Singkatnya, Hasan Al Basri bertemu dengan ibu-ibu tua yang sedang cari makan ditempat sampah dan menceritakan segala kejadian-kejadian yang ada diakhirat kepada seorang pemuda terkait kondisi ibunya yang memprihatinkan karena miskin dan tidak pernah didoakan dikirimkan amalan buatnya, hingga pada akhirnya sang pemuda percaya dan menghamburkan seluruh hartanya kepada anak yatim piatu dan fakir miskin dengan niat fahala ditujukan kepada almarhumah ibunya.

“Oleh karena itu mesti kita meyakini ini bahwa tidak mungkin ulama kita menuliskan dalam kitab-kitabnya kalau ini sesuatu yang tidak benar”, pungkas Saifuddin yang juga merupakan salah satu Muballigh dari Tarikat Qadiriah.

MULYADI

Belajar menulis dan kini bergiat disejumlah organisasi keagamaan dan kepemudaan. Alumnus Hukum salah satu perguruan tinggi di Sulawesi Barat.

Recent Posts

Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi: Sekjend Kemenag RI Jelaskan Cinta Kepada Sesama

Polewali Mandar, Tayang9 – Seminar bertajuk Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi yang digelar di Hotel…

3 jam ago

PW ISNU Sulbar 2025–2030 Dilantik, Sekjend Kemenag RI: Utamakan Kolaborasi dan Pengabdian

Majene,Tayang9 – Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Sulawesi Barat masa khidmat 2025–2030…

3 jam ago

LDKH Unsulbar Mengecam Keras Tindakan Oknum Penyebar Berita Hoax Terhadap Mahasiswa Papua di Kota Pendidikan Majene

MAHASISWA adalah representasi dari sebuah perubahan. sebagai insan cita yang mengedepankan pahaman keilmuan,kreatifitas serta nantinya…

9 jam ago

Anak Muda Sulbar Antusias Sambut kehadiran KAMI di Mamuju

MAMUJU, TAYANG9 — Pengurus Pusat Kaukus Anak Muda Indonesia (PP KAMI) secara resmi menyampaikan ucapan…

2 hari ago

Tingkatkan Ekonomi Nelayan, Bupati Polman Serahkan Bantuan Sarana Prasarana Perikanan Kepada Nelayan

POLEWALI MANDAR, TAYANG9 - Upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar (Polman), meningkatkan…

2 hari ago

Warga Mateng Hibahkan Lahan 7.5 Ha di Karossa untuk Pembangunan Sekolah Rakyat

MATENG, TAYANG9 - Program sekolah rakyat (SR) di Mamuju Tengah (Mateng) akhirnya peroleh berkah berupa…

3 hari ago