POLMAN, TAYANG9 – Puluhan pelajar dari berbagai SMA dan SMK di Kabupaten Polewali Mandar yang tergabung dalam komunitas siswa pecinta alam, mengikuti kegiatan Workshop Lingkungan dan Penanaman Mangrove di Pantai Gonda, Desa Laliko, Kecamatan Campalagian, 22 Juni 2025 lalu.
Workshop yang bertema “Ruang Pemuda Bumi Lestari”, merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2025, dan diselenggarakan oleh Kelompok Pecinta Alam Kalpataru Sulawesi Barat.
Ketua Kalpataru Sulbar, M. Ikbal Halim, kepada media mengatakan, kegiatan bertujuan membentuk generasi muda yang sadar, terampil, dan berdaya dalam menjaga serta mengelola tanah dan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Lanjut dikatakannya, kegiatan terlaksana atas kolaborasi Kalpataru Sulbar dengan Nusantara Fund dan WALHI Sulawesi Barat.
“Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk melindungi wilayah pesisir Sulawesi dari ancaman abrasi yang semakin mengkhawatirkan. Kita tahu Sulbar memiliki banyak titik rawan abrasi. Menanam mangrove adalah langkah kecil namun penting untuk menyelamatkan garis pantai kita,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Ikbal, Ketua Komisi Informasi Provinsi Sulawesi Barat yang juga turut hadir dan membuka kegiatan itu dalam sambutannya menegaskan pentingnya pelibatan pemuda dalam upaya penyelamatan lingkungan.
“Keterlibatan pelajar dan komunitas pecinta alam adalah kunci strategis dalam memperkuat langkah pemerintah mengatasi krisis lingkungan di Sulawesi Barat,” ujarnya.
Sementara itu, Ashari, Ketua Sahabat Pesisir sekaligus pengelola Gonda Mangrove Park, mengajak para peserta untuk mulai mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau adik-adik belanja di supermarket atau pasar, jangan minta kantong kresek lagi. Karena kantong kresek itulah yang akan jadi sampah di laut kita,” ucapnya.
Senada dengannya, Ketua Komunitas Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Muhammad Muhsin R juga turut mengapresiasi kegiatan ini sebagai investasi jangka panjang.
“Setiap tindakan kecil Generasi Z hari ini berpotensi menciptakan perubahan besar bagi ekosistem pesisir di masa depan. Bicara lingkungan bukan soal dampak sekarang, tapi soal warisan untuk generasi berikutnya,” jelasnya.
Sementara itu, akademisi dan aktivis perempuan, Naim Irmayani, mengajak generasi muda untuk lebih peka terhadap pentingnya alam yang lestari.
“Perempuan butuh alam yang lestari, laki-laki butuh ruang untuk bekerja. Dan kalian, generasi muda, adalah pihak yang paling membutuhkan kelestarian alam di masa depan.”
Kegiatan yang diwarnai dengan antusiasme para pelajar ini menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran lingkungan di kalangan generasi muda Sulawesi Barat.
“Harapannya, langkah kecil ini akan tumbuh menjadi gerakan besar dalam melindungi bumi, terutama pesisir dan laut yang menjadi nafas kehidupan masyarakat setempat,” kunci M. Ikbal Halim Ketua Kalpataru Sulbar di akhir kegiatan itu.
Sumber: Release Kalpataru Sulbar
DISELA riuhnya lagu pujian dan tawa anak-anak yang memenuhi jalanan kampung Tabone pada perhelatan pekan…
DIBALIK lekukan pegunungan nan indah serta jalanan kecil yang tenang, Kelurahan Tabone biasanya dikenal sebagai…
MAMUJU, TAYANG9 – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Pemprov Sulbar) hingga kini masih menanti turunnya Persetujuan…
MAMUJU, TAYANG9 – Semangat perubahan dan kebangkitan terasa kuat menyelimuti langit Mamuju saat ribuan warga…
SUMEDANG, TAYANG9 - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, mengajak…
POLEWALI MANDAR, TAYANG9 - Tim OTP 37 Kabupaten Mamuju, melaju final turnamen sepak bola antar…