Aku berangkat menuju rumah mu
Berpagar ego, berumput kesepian
Ku ketuk berlahan agar pintu mu tak retak
Tak ada jawaban
Ku ketuk lagi, sedikit lebam dan berdarah
Pintu mu rusak, mampus aku
Kau mendongak dari jendela
Mata sayu, pipi tirus, bibir menghitam
Sedikit menggambarkan kesakitan
Kau persilahkan aku masuk
Aku ragu, tapi kaki sudah melangkah mendahului akal
Takjub
Rumah mu tertata dengan apik
Kerinduan dibalik gorden duduk dengan tenang
Ketabahan yang bertenger dilangit bersimpuh dengan khidmat
Keikhlasan diatas meja bersanding dengan keberanian
Juga rak cerita imaji mu, menarik untuk dibaca
Lama kita berbincang
Secangkir kafein beserta nikotin menemani
Tak lelah kita mengobral isu politik
Tak jeda kita tertawa berbalut kasih
Tak diam kita berdansa dengan euforia
Aku pamit pulang
Tak lupa menyampai kan salam darinya
Tujuan utama aku bertandang ke rumah mu