Categories: GAGASANOPINI

Kepintaran

PADA umumnya orang mengatakan bahwa manusia mengungguli hewan karena manusia lebih unggul dalam hal intelegensi (amanarangang). Anggapan ini sedikit berlebihan karena nenek moyang kita di era pemburu-pengumpul lebih cerdas dibanding manusia modern.

Kecerdasan mereka terbentuk karena mereka setiap hari survive di alam liar sementara manusia modern bermukim jadi mereka kesulitan survive di alam liar alias gampang mati. Secara otak mereka lebih besar dibanding kita. Tapi pada saat era pemburu-pengumpul kekuatan manusia hampir seimbang dengan hewan.

Mengapa kita yang kalah cerdas dibanding nenek moyang kita bisa menguasa dunia? bisa mendomestikasi hewan? Bisa memanipulasi cuaca? Memanipulasi gen?

Karena manusia bisa membangun kecerdasan kolektif atau kecerdasan gotong royong. Nuklir bisa dibuat karena ribuan ahli saling bekerja sama. Tembok China dan Candi Borobudur bisa dibangun karena gotong royong. Manusia pemburu-pengumpul tidak menerapkan ini, walaupun menerapkan tapi skalanya masih kecil dan cenderung kekerabatan.

Manusia moderen bisa bekerja sama tanpa saling mengenal, orang Ambon dan orang Aceh bisa bersama sama melawan penjajah karena ada kecerdasan kolektif. Manusia modern bisa membangun realitas intersubjektif.

Apa itu realitas intersubjektif ?
Realitas intersubjektif adalah keyakinan yang diyakini benar oleh banyak orang. Ini ranahnya mitos, keyakinan atau prinsip bersama. Misalnya mitos, mitos bisa menciptakan jejaring imajinasi yang membuat bisa saling gotong royong.

Mitos Dewa Aztec bisa menggerakkan orang-orang Aztec untuk bersama-sama membangun kuil Aztec. Orang-orang Mesir kuno bisa bekerja sama membangun Piramida karena ada titah dari Dewa mereka.

Pendukung Persija bisa sama-sama saling mendukung karena ada realitas intersubjektif bernama Persija. Masih kurang ngerti ? Silahkan komentar yah.

Jadi manusia modern bisa menguasai dunia bukan karena mereka pintar saja tapi karena manusia bisa membangun kecerdasan kolektif yang berbasis realitas intersubjektif.

MUHAMMAD GUFRAN

Sarjana biasa-biasa yang kebetulan hobi menulis.

Recent Posts

Bawaslu Polman Peroleh Anugerah Badan Publik Informatif

MAMUJU, TAYANG9 - Setelah melewati proses penilaian monitoring dan evaluasi, akhirnya Bawaslu Kabupaten Polewali Mandar…

18 jam ago

Workshop Penguatan Tupoksi Wali Kelas Digelar di SMKN 1 Sumarorong

SUMARORONG, TAYANG9 – SMK Negeri 1 Sumarorong melaksanakan workshop penguatan tugas pokok dan fungsi (tupoksi)…

1 hari ago

Dua Kordiv Bawaslu Polman Didapuk Menjadi Moderator P2P Daring Bawaslu Sulawesi Barat

MAMUJU, TAYANG9 - Pendidikan Pengawasan Partisipatif (P2P) yang diselenggarakan dalam jaringan (daring) dan melibatkan sejumlah…

1 hari ago

Totammaq dan Sayyang Pattudu — Warisan Mandar yang Mengajarkan Pendidikan Sejati

DI tengah perubahan zaman yang kian cepat, kita sering terjebak dalam anggapan bahwa pendidikan hanya…

2 hari ago

MUI se-Polman dilantik, Ulama Diminta Antisipatif Hadapi Tantangan Zaman

POLMAN, TAYANG9 — Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat kecamatan se-Kabupaten Polewali Mandar masa khidmat…

2 hari ago

Bawaslu Polman, Hadiri Rapat Teknis Penyelenggaraan KKN Multimatik Sadar Pengawasan Pemilu dan Pilkada di Unasman

POLMAN, TAYANG9 - Bawaslu Kabupaten Polewali Mandar hadiri Rapat Teknis Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN)…

2 hari ago