Categories: GAGASANOPINI

Bijak Bermedia Sosial, Kunci Menjaga Karakter Perempuan Mandar

PERKEMBANGAN teknologi digital, khususnya media sosial, telah membawa dampak besar dalam kehidupan masyarakat modern. Tak terkecuali bagi perempuan Mandar yang hidup di tengah peradaban yang semakin terbuka dan terhubung tanpa batas (borderless).

Di satu sisi, media sosial menawarkan peluang besar dalam mengekspresikan diri, membangun jaringan, bahkan membuka pintu rezeki. Namun di sisi lain, tanpa sikap bijak, media sosial juga bisa menjadi pintu masuk lunturnya nilai dan karakter yang telah lama mengakar.

Perempuan Mandar sejak dahulu dikenal memiliki karakter yang khas dan dijunjung tinggi: santun dalam bersikap, teguh dalam menjaga harga diri (siri’), dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat serta kesederhanaan hidup.

Mereka tidak hanya menjadi tiang keluarga, tetapi juga menjadi penjaga nilai dan kehormatan komunitas. Sayangnya, karakter ini kini mulai menghadapi tantangan besar dari arus budaya luar yang deras masuk melalui media sosial.

Tidak sedikit perempuan muda Mandar yang lebih menonjolkan gaya hidup konsumtif dan penampilan fisik demi “likes” dan “followers”.

Hal ini sering kali menimbulkan perubahan perilaku yang jauh dari nilai-nilai budaya Mandar, seperti rasa malu, keikhlasan, dan kebijaksanaan dalam bertindak.

Gaya hidup yang semula sederhana berubah menjadi pamer, bahkan kadang berani melanggar norma demi tampil menarik di dunia maya.

Namun, penting untuk ditegaskan bahwa media sosial sejatinya adalah alat bukan ancaman. Yang menjadi kunci adalah bagaimana cara kita menggunakannya.

Banyak perempuan Mandar yang justru memanfaatkan platform digital ini untuk memperkenalkan budaya lokal, berbagi nilai-nilai positif, dan membangun komunitas yang memberdayakan.

Inilah bentuk bijak bermedia sosial yang seharusnya menjadi contoh.

Bijak bermedia sosial berarti memahami dampak dari setiap konten yang kita unggah.

Artinya, perempuan Mandar harus tetap menjadikan budaya sebagai pijakan, bukan melupakannya demi tren sesaat. Dengan itu, jati diri sebagai perempuan Mandar akan tetap kokoh meski dunia terus
berubah.

Sudah saatnya Masyarakat khususnya generasi muda didorong untuk menjadi pengguna media sosial yang sadar budaya. Pendidikan digital berbasis nilai lokal perlu digaungkan, agar perempuan Mandar masa kini tidak hanya melek teknologi, tetapi juga tetap kuat dalam karakter dan identitasnya.

ABDUL ASIS

Selain aktif menulis dan membaca, juga gandrung traveling dan konsern pada issu-issu alam dan lingkungan juga kemasyarakatan. Kini terdaftar dan aktif sebagai akademisi yang berstatus dosen di Universitas Al Asyariah Mandar

Recent Posts

Dandim 1402 Polman Dorong Yayasan Dirikan Dapur SPPG

POLMAN, TAYANG9 - Dandim 1402 Polewali Mandar (Polman), Letkol Inf Anta Sihotang, mendorong para mitra-mitra…

2 jam ago

Rakor dengan Pemda, Menteri Nusron Bersama Kepala Daerah Se-Sulawesi Utara Sepakat Menjaga Ekosistem Tata Ruang

SULUT, TAYANG9 - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, menggelar…

9 jam ago

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Majene Hadiri Upacara Hari Kesadaran Nasional dan Hari Koperasi Nasional di Pendopo Rujab Bupati Majene

MAJENE, TAYANG9 - Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Majene menghadiri upacara peringatan Hari Kesadaran Nasional yang…

22 jam ago

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional menggelar kegiatan Evaluasi dan Analisis Kinerja Program dan Kegiatan Triwulan II Tahun 2025

MAJENE, TAYANG9 - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional menggelar kegiatan Evaluasi dan Analisis…

22 jam ago

Berita Pemecatan Dosen, Ketua Stikmar Majene Berikan Tanggapan

MAJENE, TAYANG9 - Terkait berita pemecatan dosen di salah satu media online, Ketua Sekolah Tinggi…

1 hari ago

SPPG Sidorejo Beroperasi, Anak Sekaloh Gembira Dapat MBG

POLMAN, TAYANG9 - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Rangas Batara Berlayar di Jalan Pahlawan…

2 hari ago