BERITAFEATURE

Ban Pecah Setelah Menyalip Mobil Annangguru Sahabuddin

KALA itu saat era masih terbilang payah. Annangguru Prof. Dr. KH. Sahabuddin atau karib disapa oleh jamaahnya sebagai Annangguru Sahabuddin berada dalam sebuah perjalanan menggunakan mobil untuk menghadiri acara perkawinan di salah satu wilayah pedalaman Sulawesi Barat. Mendadak sebuah mobil dari belakang menyalip dan mendahuluinya.

Tidak berselang lama, ban mobil yang mendahului mobil Annangguru Sahabuddin itu pecah tanpa musabab yang jelas. Kemudian mobil Annangguru Sahabuddin yang bergerak pelan kembali mendahuluinya. Setelah diperbaiki, mobil yang tadi bannya pecah kembali mendahului mobil Annangguru Sahabuddin. Anehnya, tidak begitu berjarak jauh di depan, kembali mobil yang ditumpangi warga itu bannya kembali pecah untuk kali yang kedua.

Salah seorang penumpang yang mengetahui ada Annangguru Sahabuddin di atas mobil yang disalipnya itu kemudian berinisiatip menyetop mobil Annangguru Sahabuddin hendak memohon maaf atas sikap supir mobil yang ditumpanginya telah menyalip dan mendahului mobil Annangguru Sahabuddin.

Begitu salah satu tukilan cerita kesaksian yang disampaikan Annangguru Muhasib dalam bahasa Mandar pasih pada acara Haul ke 13 Annangguru H. Sahabuddin. Annangguru Munu, sapaan karib Annangguru Muhasib didaulat sebagai salah satu dari empat pembawa hikmah pada haul yang dihelat oleh keluarga Annangguru Sahabuddin bersama jamaah tarekat qadiriyah dari Sulbar dan luar Sulbar di Lembang, Majene, Ahad 05 Mei 2018.

HAUL ke 13 Annangguru Prof. Dr. KH. Sahabuddin yang digelar di Lembang Majene

Selain Annangguru Munu, juga tampak hadir membawakan hikmah Annangguru Habib Ahmad Fadhlu Jafar al Mahdali, Annangguru Multazam, Annangguru Habib Hamid al Mahdali dan Annangguru KH. Muhammad Syibli Sahabuddin. Menariknya, dari semua pembicara hampir semuanya membincang ihwal laku keagamaan tradisional yang mesti dipertahannkan, termasuk tata laku etika dan penghargaan terhadap para alim ulama dan waliyullah.

Alhasil acara yang dimulai tepat pukul 09.00 hingga pukul 12.00 Wita itu tampak berlangsung khusyuk dan sesekali diiringi dengan ledak tawa jamaah. Utamanya saat Annangguru Habib Ahmad Fadhlu Jafar al Mahdali usai membawakan hikmah haul meminta pamit dan memohon maaf karena harus turun meninggalkan panggung lantaran hendak merokok.

Penting diketahui, kegiatan haul yang digelar siang itu merupkan agenda rutin tahunan dan merupakan bentuk kecintaan jamaah tarekat qadiriyah terhadap Annangguru Prof. Dr. KH. Sahabuddin yang juga merupakan mursyid tarekat qadiriyah yang disanadkan langsung oleh Annangguru KH. Muhammad Saleh, salah seorang ulama kharismatik di tanah Mandar.

Selain kehadiran para ulama, habib dan ratusan jamaah tarekat qadiriyah pada acara yang dipandu langsung Mas’ud Saleh salah satu unsur pimpinan pusat GP Ansor itu juga tampak dihadiri pula oleh istri dan anak serta cucu Annangguru Prof. Dr. KH. Sahabuddin, ketua pengurus wilayah Ansor Sulbar dan Dansat Banser Sulbar bersama yang mewakili Bupati Kabupaten Majene.(**)

REDAKSI

Koran Online TAYANG9.COM - "Menulis Gagasan, Mencatat Peristiwa" Boyang Nol Pitu Berkat Pesona Polewali Sulbar. Email: sureltayang9@gmail.com Gawai: +62 852-5395-5557

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: